Posts

Showing posts from November, 2014

Revolusi Setrikaan

Image
Revolusi setrikaan Jika Bapa Presiden kita punya program "Revolusi Mental", lalu Bapa Bupati Malinau punya program "Revolusi dari Desa", maka saya pun pipilueun ah, pengen punya program revolusi juga, yaitu program "Revolusi Setrikaan".. Haha. Btw... Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih buat mba Rita yang sempat komen kata "revolusi strikaan" di wall , jadi weh saya kepikir buat bikin tulisan bertema "strikaan" ini, wkwk . Tulisan tentang strikaan ini sebenernya bukan tulisan yang pertama sih, saking saya kepengen banget lebih menikmati nyetrika #jiaaah gombalika :-P #,sebelum tulisan ini, saya udah pernah juga bikin tulisan tentang strikaan di blog, isi tulisannya lebih ke teknisnya sih, tapi pake ceritain sejarah strika jugak haha, walau udahnya teuteup ajah yg namanya nyetrika mah masih kerasa kayak kesiksa uy...qqqqq Lalu untuk tulisan yang sekarang, kenapa harus revolusi strikaan ?? Karena mental saya kerap b

Giveaway "Bahagia Ketika Ikhlas"

Image
Assalamu'alaikum Wr Wb Bismillah Akhirnya jadi juga deeh saya bikin  GA (Giveaway). ..Qiqi. Mungkin udah telat banget yaaa.. Karena waktu terbitnya kan udah sekitar 4 bulan yang lalu. Eh.. Tapi lebih baik terlambat kan, daripada tidak sama sekali qqqq. Jadi ya udah ah... Dibuat sajah :-P. Sebenernya ide bikin GA ini gara-gara terinspirasi oleh lomba resensi yang di buat oleh Bapak DR Yansen. Beliau yang seorang birokrat dan ilmuwan, dimana kebetulan penulis juga, rela membagi-bagikan bukunya dengan gratis dan mengadakan lomba resensi dengan hadiah mencapai puluhan juta rupiah asli dari koceknya sendiri. Wuiiihh. Walau saya belum sanggup se dahsyat beliau, tapi pengen atuuuh laah berbuat sesuatuh mah... Cie... Cie, makannya dengan yakin akhirnya dibuat GA ini. Padahal awalnya ga PD loh buat event ini hihi, alasan lain selain ga PD, juga karena posisi saya yg jauh dr Indo, bikin saya berpikir 2x untuk ngadain, soalnya kuatir ribet kirim hadiahnya. Namun setelah baca

Buku dan Travelling

Orang yang ingin berwawasan luas tapi ga punya cukup uang, dengan buku insya allah kebutuhan itu akan terpenuhi. Terkadang pikiran kita bisa mengembara luas bahkan sanggup menyebrang benua hanya gara-gara baca buku, padahal secara fisik tubuh kita mungkin sedang duduk manis di kamar. Lalu kondisi sebaliknya, ada orang yang juga ingin berwawasan luas tapi ga terlalu hobi baca, yaa... lakukan lah travelling, selevel dengan buku, melakukan travelling sebenarnya "membaca" juga. Membaca alam, membaca budaya sekitar. Saat membaca buku pikiran lah yang kita ajak "mengembara", nah... kalau travelling fisik kita yang benar-benar "mengembara".  Baca kisah-kisah para traveller, iishhh... takjuuubb, kemampuan mereka mengambil hikmah emang daleeeemm.  Namun kalau ingin mendapat pengalaman hikmah yang mendalam, jangan lah melakukan travelling ala turis yah, tapi pilih deh jadi backpacker, susah senangnya saat melakukan perjalanannya itu sebenarnya yang bisa

Back to Nature

Nulis ini karena terinspirasi dari wall FB nya  silvia rahayu  , yang baru memulai gerakan hidup tanpa shampo dan sabun.  Yah... jaman sekarang lifestyle "back to nature" tampak sedang happening yaa... semua seolah beramai-ramai kembali ke alam, dari mulai pola makan , pengurangan penggunaan obat-obatan, pengurangan pemakaian tas plastik, dan masih banyak gerakan lainnya lagi. Tapi untuk gerakan hidup tanpa shampo dan sabun ini saya malah baru denger. Waah...ga kebayang mandi tanpa shampo dan sabun kayak apa rasanya yaa... hihihi. Walau kalau dipikir-pikir masuk akal banget sih, biar gimana shampo dan sabun itu kan ada unsur kimia di dalamnya ya, pasti deh kalau unsur kimia masuk ke dalam tubuh suka ada aja gitu efek sampingnya. Hmm... tapi hidup bener-bener pure bebas bahan kimia juga  susah kayaknya jaman sekarang yaa, yang harus dicatat mungkin kita paham benar aja ambang batas amannya dimana. Soal gerakan hidup "back to nature", kalau dipikir-pikir

Saat Kekurangan Menjadi Modal Kekuatan

Image
Postingan ini saya ambil secuil deh dari buku saya "Bahagia Ketika Ikhlas", tapi di buku itu ga saya ceritakan sih, jadi tulisan ini boleh dibilang sebagai latar belakang pemikiran buku itu kali yaa. Rasanya saya udah sering bilang yaa di kutipan promo-promo buku saya, bahwa 2 penulis yang mempengaruhi penulisan buku saya itu adalah Pa Erbe Sentanu dengan bukunya "Quantum Ikhlas" dan Nick Vujicic dengan bukunya "Unstoppable" .  Dari Pa Erbe Sentanu saya belajar tentang teknis mengelola hati, dari Nick Vujicic saya belajar untuk memanfaatkan kekurangan.  Oke... biar langsung to the point, sesuai dengan judul postingan, saya langsung bahas aja soal memanfaatkan kekurangan supaya bisa jadi kekuatan. *** Jauh sebelum saya jadi penulis, saya ini sering banget mengamati orang-orang yang secara fisik memiliki berbagai kekurangan, misal : matanya buta, atau kakinya cacat, telinganya tuli. Namun yang sering bikin saya heran, kenapa mereka k