happy mom

Kalau di postingan sebelumnya saya menulis tentang mudahnya istri masuk surga, nah.. biar adil, sekarang saya menulis tentang mudahnya suami menciptakan surga di rumah. Kenapa saya tulis begitu? karena surga nerakanya istri bergantung dari seberapa hebat sang suami menjadi fasilitator. Jangan banyak berharap di rumah terasa aura surga kalau perilaku suami mirip penghuni neraka. Logikanya.. mana ada bidadari surga tinggal di neraka tokh? . Mengapa suami yang jadi fasilitator? ya..konsekuensi istri harus taat, ya.. suami harus rela memfasilitasi kebutuhan istri menuju surga, da.. istri mah tinggal ikut aja gimana maunya suami, qo . Kalau mau merenungi lebih dalam hadits yang ada di pict ini, bahwa... laki-laki yang paling sempurna imannya yaitu yang paling sempurna akhlaknya, dan yang paling sempurna akhlaknya yaitu yang paling baik kepada istrinya...biasanya pahala itu setara dengan lelah, kalau level tertinggi akhlak mulia yaitu saat bisa berbuat baik ke istri, berarti emang bukan per

Pada suatu hari, by accident saya nonton random sebuah tayangan youtube channel yang saya juga lupa namanya apa. Nah, pada tayangan itu sedang dibuat acara sharing session dengan seorang financial planner yang cukup melesat karirnya, kebetulan dia seorang wanita. Lalu si pemilik channel bertanya, apa sih tipsnya si wanita itu sampai karirnya sebagai financial planner cukup melesat. Dan, dia menjawab simpel banget -- saya nih menjaga banget kualitas hubungan saya dengan suami, dan lebih mendahulukan kebutuhan suami dibanding anak2, kesalahan besar ibu2 muda zaman sekarang adalah lebih mengutamakan anak-anak dibanding suaminya, akhirnya boro-boro urusan karir, bahkan urusan anak pun jadi kayak benang kusut yang ga jelas harus gimana beresinnya. Jujur aja, saya terpana menyimak ucapannya, kalau saja yang bicara seorang ustadzah masih umum lah ya, taat suami adalah jalan kemudahan (biasa banget lah kalau ucapan seperti itu keluar dari seorang ustadzah mah ). Nah, masalahnya ini yang ngomon