Why or What

Tulisan ini terinspirasi dari serial komik punya anak-anak, kayaknya semua juga udah familiar deh dengan komik "Why" dan "What". Kebetulan anak-anak baru punya seri "Why"nya aja ding, kalau seri "What" malah belum punya.


Hmm....Why or What ?

Judul bukunya sederhana yaa, cuma satu kata tanya, tapi isi nya....wow...ilmu pengetahuan semua. Menjadi menarik, karena kemasan ilmu pengetahuan yang cenderung berat, seolah menjadi bacaan ringan saja karena hadir dalam bentuk komik.


Cukup dengan punya 2 kata tanya sederhana itu ternyata bisa mengantarkan orang pada level lebih tinggi yaa. Iya...level lebih tinggi disini maksudnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak punya ilmu menjadi punya ilmu.


Saya pernah denger sebuah pepatah lama, katanya kualitas hidup pada diri seseorang bergantung dari seberapa banyak pertanyaan yang ada di kepalanya. Eh...tapi jangan cuma nanya aja sih, justru yang menentukan kualitasnya adalah sebuah proses mencari jawaban pertanyaannya itu. Kalau cuma nanya doang, terus semuanya dibiarin numpuk di kepala, yang ada migren kali yee hahah :-P.


Terus jawaban pertanyaannya gimana ?

Semua masih inget kali yaa tentang teori Darwin yang beken itu, betapa teori itu seolah tidak terbantahkan keabsahannya. Namun ternyata bisa runtuh juga, setelah ada penemuan teori baru di masa sekarang. Atau sebut lah teori lainnya soal Vaksin, seinget saya jaman kecil dulu, kalau ada anak yang sampe ga divaksin, seolah udah kiamat dunia deh. Eh...ndilalah, sekarang malah ditemukan teori baru, bahwa vaksin justru tidak dianjurkan, karena dapat mengganggu sistem mekanisme kekebalan tubuh alami. Walaupun kebenarannya masih dalam perdebatan, tapi dengan adanya teori baru, minimal keabsahan teori lama mulai bergeser.  Sebut lagi deh teori jadul, soal melahirkan justru dianjurkan di rumah sakit, eh...sekarang malah nge trend melahirkan alami di rumah saja. Dan masih banyak lagi teori-teori jadul yang mulai terpatahkan satu demi satu dengan datangnya teori-teori baru.


Hadeuuh....maap klo analoginya ekstrim pisan langsung Teori Darwin, yang teori-teori lainnya malah teu nyararambung ahahaha...Jadi maksudnya gimana nih?

Kalau boleh saya ngambil kesimpulan dari pemaparan di atas, pada akhirnya kita disadarkan bahwa perjalanan manusia mencari ilmu memang hanya sebatas "berusaha" menjawab dari pertanyaan satu ke pertanyaan berikutnya...yaaa. Sedangkan kebenarannya ga ada yang benar-benar mutlak ternyata yaa....semua seolah bersifat sementara. Seolah Pencipta dari segala yang ada di bumi dan di langit ini sengaja menyimpan kebenaran mutlaknya sebagai Hak Prerogratif milikNya. Dan proses berusaha menjawab pertanyaannya itulah yang sebenarnya mengantarkan seseorang terus menjadi pribadi yang lebih baik.


Jadi ga usah terlalu lebay juga lah menghadapi teori-teori yang seolah bikin pusing karena berganti-ganti terus. Gonta-ganti nya si teori itu justru yang menunjukkan ilmu itu berkembang, ga diam di tempat.  Sikap kita gimana ? yaa....jangan diam di tempat juga laah....terus ikut bergerak mengikuti perkembangan yang ada, jadi lah pribadi yang selalu siap menghadapi perubahan, supaya diri kita juga berkembang.


Oh...ya...sering saya juga merasa, pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan, terselip dalam bentuk masalah. Makin banyak masalah, makin banyak juga pertanyaan di kepala. Dan saat kita ingin masalah-masalah itu selesai, mau ngga mau kita harus bergerak mencari jawaban atas pertanyaan yang terselip dalam masalah itu. Walau akhirnya saya juga tersadarkan, ternyata jawaban atau solusi nya bukan milik saya, saya hanya diwajibkan untuk terus bergerak tanpa henti mencari jawaban atas semua pertanyaaan yang ada, dan menikmati proses diri menjadi lebih baik saat ikhtiar kita menjawab pertanyaan itu terus kita upayakan.


Yup....pada akhirnya dunia terus bergulir tanpa sempat kita tahu jawaban pastinya seperti apa, yah...sudah....nikmatilah diri kita sebagai orang-orang yang terus gigih menjawab semua pertanyaan-pertanyaan itu, nikmatilah diri kita menjadi pribadi yang tangguh hanya mengandalkan pertanyaan satu ke pertanyaan berikutnya, karena pada dasarnya kita semua ini hanya para pencari kebenaran, sedang kebenaran sejati yang mutlak tetap hanya milik Nya.







Comments

Loo, mbak kok nyaris sama apa yang ada dalam perasaan kita ..cie cie..maklum emak2 ya. Yang penting kita trus gigih, semangat n percaya pada Allah yang memberi kekuataan menghadapi hidup :)

Popular posts from this blog

Review Milad Pernikahan ke-2 (Part 1)

Review "Out of The Truck Box"

Adlerian Therapy (Alfred Adler 1870 - 1937)