The Power of Listening ala Nabi Sulaiman

 Berguru pada Nabi Sulaiman


Dari berbagai mukzijiat yang dimiliki Nabi Sulaiman, salah satunya yaitu kemampuannya menggunakan berbagai macam bahasa, dari berbagai macam mahluk Allah dari mulai manusia, jin, sampai mahluk sekecil semut. Sebelum masa pandemi saya menyimak kisah ini ya biasa saja, masih dalam pemahaman ....Ya...namanya juga nabi pasti kan diberi kehebatan langsung oleh Allah karena beliau manusia pilihan. Tapi... seiring dengan kondisi pandemi yang semakin meluas, ditambah penanganan wabah yang kacau balau di sebuah negri antah berantah, membuat saya lebih menghayati kisah Nabi Sulaiman, dan mendadak rindu sosok pemimpin seperti Nabi Sulaiman bisa hadir di tengah-tengah kita, lalu beliau bisa mempersatukan kita semua menghadapi musuh tak terlihat yang bernama "virus corona".

Too good to be true ?

Ngga lah....kan semua nabi diutus memang untuk menjadi contoh manusia, dan sesuai teori behavioural (lupa eung...siapa ya yang nulisnya xixi), jika kita ingin mengubah sebuah perilaku, ya kita butuh role model, dan sebaik-baik role model yang sudah Allah setting buat kita, yaa...para nabi. Sejatinya kita yang suka gampang nge fans sama banyak idola, karena fitrah terdalam kita memang butuh role model yang bisa menjadi penguat kita saat kita ingin memperbaiki diri, kalau idola2 lain yang masih hidup mah masih terus diuji salah benarnya, nah...kalau para nabi mah insya alloh sudah teruji lah ya..kebenarannya, so.. mereka lah the best role model yang harus kita tiru demi memenuhi kebutuhan fitrah kita yang butuh sosok penguat disaat kita merasa lemah.

Ok...kembali bahas kemampuan Nabi Sulaiman yang bisa memakai berbagai macam bahasa, sampai bahasa hewan. Apa sih insight terdalam dari mukjizat ini ya ?

Kita coba telusuri yuk !!.

Sebenarnya apa sih fungsi bahasa ?

Sebagai alat komunikasi kan ya ? Nah.... lalu apa sih yang ingin diraih dari sebuah komunikasi ? pemahaman antara kedua belah pihak kan ya, berkomunikasi itu tidak sekadar mengobrol, semua ngoceh ribut, tapi endingnya semua pada ga ngerti, kalau kondisinya seperti itu berarti tujuan komunikasinya tidak tercapai.

Karena tujuan utama komunikasi adalah semua pihak yang diajak bicara bisa paham dan merasa dipahami.

Dan dari beberapa teori yang saya baca (bari jeung belum banyak juga yang dibacanya sih xixi), the core of communication skill is the power of listening, iyeess... inti dari skill berkomunikasi adalah kemampuan untuk mendengar, sedangkan bahasa mah hanya sebagai media saja, bahkan saat kita memiliki kemampuan menggunakan lebih dari 1 bahasa (misal : bahasa inggris, bahasa perancis, bahasa spanyol, bahasa indonesia, bahasa sunda, sampai bahasa isyarat 😃 ), tapi kemampuan mendengar kita zero (karena maunya didengar melulu 😃) , yaa...kita sulit terkoneksi dengan lawan bicara kita, sehingga target komunikasi pun sulit diraih.

Dan...dengan mengaktifkan kemampuan mendengar, maka kita sedang membuka kunci pembuka komunikasi, sehingga pemahaman pun bisa diraih. Dengan mengaktifkan kemampuan mendengar, kita juga seolah sedang mengaktifkan bahasa qolbu kita, yaitu bahasa yang bisa menembus batas jika kita mengalami languange barrier, hanya karena kita ga terlalu fasih memakai berbagai bahasa lain selain bahasa ibu 😃.

Ini mah saya ngalamin banget, kemampuan bahasa inggris saya yang dulu masih terbata-bata, tidak membuat saya kesulitan memahami tugas-tugas kuliah, karena saya sering dikasih partner yang luar biasa, meski mereka orang2 hebat dengan karir2 yang cukup mentereng dan ada beberapa yang ga lancar juga bahasa malaynya (karena cuma bisa bahasa inggris), namun ga membuat mereka merendahkan saya yang tampak unyu inih xixi, mereka punya kemampuan mendengar yang mumpuni, saya cukup mengaktifkan bahasa qolbu ( plus bahasa isyarat, bakating bahasa inggris teu lancar tea baheula teh..xixi) , lalu kami pun mendadak bisa saling paham aja apa yang harus kami lakukan kalau ada tugas kelompok. Kalau saya ga ngerti, mereka pun telaten banget ngajarin saya.

Ealah...naha jadi bahas diri sendiri yak....eaaa, mari kita kembali ke kisah nabi sulaiman 😃.
Seorang Nabi Sulaiman yang mampu menggunakan berbagai macam bahasa, dan mampu mempersatukan berbagai macam mahluk, sampai jin pun mau loh masuk dalam barisan pasukan Nabi Sulaiman, kebayang kan...betapa kemampuan Nabi Sulaiman dalam mendengar dan memahami orang lain itu amat sangat luar biasa. Bahkan seekor semut kecil pun beliau dengar suara hatinya, lalu beliau pun mampu membuat kebijakan besar hanya untuk melindungi mahluk sekecil semut. Masya Alloh..




Bandingkan dengan masa sekarang, yang jangankan mendengarkan suara hati seekor mahluk sekecil semut, bahkan suara hati manusia pun seolah tidak ada harganya, kebijakan-kebijakan para penguasa yang sering tidak berpihak pada rakyat, mendadak banyak rakyat kecil yang punya fisik lebih besar dari semut pun hidup dalam ketakutan dan kecemasan, karena merasa penguasa mereka tidak lagi melindungi dirinya. Hidup sudah seperti di hutan belantara, dimana hukum alam harus berlaku, yang kuat lah yang menang dan boleh tetap hidup, yang lemah silakan mati, atau jangan-jangan kondisi di negri antah berantah sekarang lebih chaos dibanding di hutan, seperti disebutkan dalam surah Al-Araf ; 179 yang berbunyi sebagai berikut :

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka Itulah orang-orang yang lalai",

Berdasarkan ayat tersebut terlihat betapa manusia yang sudah tertutup mata hatinya bahkan kelakuannya bisa lebih buruk dari binatang. Hiks..hiks.

Betapa saya amat sangat merindu sosok pemimpian seperti Nabi Sulaiman, yang punya level kebijaksanaan yang luar biasa, sehingga bisa mempersatukan semua mahluk dari semua jenis. Dan...salah satu cara mengundang impian memiliki pemimpin seperti itu, ya...mungkin yang pertama harus saya lakukan adalah, mencoba pelan-pelan mengikuti skill listening Nabi Sulaiman yang luar biasa itu (meski mungkin yang bisa ditiru hanya sepersekiannya tapi ya hatur lumayan lah tibatan heunteu pisan mah xixi), karena katanya mengharapkan kondisi berubah dengan memaksa hal-hal diluar diri kita harus berubah dulu mah bakal berujung frustrasi, so...semua perubahan bisa dimulai dari apa yang bisa diubah dari diri kita dulu aja kali ya. Berharap perubahan perilaku yang kita lakukan bisa mengundang apa yang menjadi harapan kita, seperti disebutkan dalam al-qur'an (ini pun saya lupa ayatnya xixi) bahwa pemimpin bertakwa bisa diundang dengan cara menjadikan masyarakatnya bertakwa dulu. So.. yuk..pantaskan diri kita memiliki pemimpin yang seperti itu (terkhusus buat saya ini mah remindernya ya heuheu).

Lalu seraya tidak berhenti menyelipkan doa supaya Alloh berkenan mengirim manusia bijaksana seperti Nabi Sulaiman, sehingga kekacauan bisa segera teratasi, Aamiin Ya Rabbal'alamiin.

Comments

Popular posts from this blog

Review Milad Pernikahan ke-2 (Part 1)

Review "Out of The Truck Box"

Adlerian Therapy (Alfred Adler 1870 - 1937)