Catatan Workshop Psikodrama , Jakarta, 3 -4 Februari 2024

 Catatan Workshop Psikodrama

Hotel Hi, Pasar Senen, Jakarta

3-4 Februari 2024

Sempet maju mundur untuk ikut workshop ini, karena alasan waktu, tenaga dan uang hihi.

Dulu sempat ikut workshopnya via online tapi ga bisa terlaksana sesi praktiknya akibat covid. So...saya masih dikejar rasa penasaran, rasanya gimana gitu deh kalau belajar ga sampe tuntas.

Kebiasaan saya kalau pengen sesuatu, ya...fokus aja masukkin ke doa, biasanya kalau itu baik buat saya, Allah bakal izinkan saya mendapatkannya. Dengan peran saya sebagai caregiver ortu, memang lumayan kudu rada akrobat atur waktunya, tapi...prinsip saya, kalau saya sudah exhausted, saya harus fight cari waktu untuk self care, meski dipandang egois sama sekitar, bodo amat deh.

Tokh...kalau saya sakit, semua cuma bisa nasihatin, tanpa ada yang paham lelah itu apa, Lelah harus selalu Lillah ceunah, ahsiaapp...eaaa. Jadi...ya...saya harus fight berani memperjuangkan bahagia saya

Dan....taraa...Alloh atur waktunya, so..saya pun berhasil keangkut pada H-1 penutupan pendaftaran peserta. Keesokkan harinya setelah beres anter papah terapi dan menunaikan janji saya sama anak gadis untuk have fun berdua, Here we go ... saatnya saya self care dengan ikut workshop ini hihi.

Tapi... karena saya sudah pernah ikut sesi teorinya, di luar dugaan, selama perjalanan menuju lokasi banyak banget drama dimana yang berperan jadi sutradaranya Alloh langsung. Ibarat pendekar yang mau datang ke perguruan silat dikasih welcome ceremony gitu deh rasanya hahah.

#DramaQueen.mode.on

Seperti apa dramanya? Yuk..simak...

Drama dimulai saat saya nyari tiket travel mendadak fully booked semua. Asli ini aneh, saya kan lumayan sering ke Depok atau Tangerang untuk nyamperin suami dan anak, dan biasanya booking tiket H-1 selalu ada. Jadi rasanya aneh mendadak ga ada. Tapi...saya ga nyerah, tetep ikhtiar nyari...dan...taraa...berhasil dapat travel yang bisa jemput door to door.

Keesokkan paginya setelah subuh, tiba-tiba supirnya nge-wa,

"Bu..saya supir yang mau jemput, apa ibu sudah siap?"

"Saya baru saja selesai mandi, 8 menit lagi siap, 05.30 kita berangkat ya."

"Santai aja ya Bu.. saya juga masih tambal ban dulu".

"Loh..kok ? jangan telat ya, saya ada acara jam 9."

"Sebentar lagi, Bu."

Mulai deg-degan nih, tapi...ternyata dalam waktu 15 menit sampai juga mobilnya di depan pintu pagar.

Fyuuhh....legaaa deh...

Lalu saya tanya..."ini masih jemput yang lain dulu ya? kira2 estimasi berangkat dari Bandung jam berapa?"

"Secepatnya, Bu!"

Seraya menyetir, supir ini terus sibuk dg hpnya telpon sana sini, sementara mobil bergerak kayak ga jelas arahnya, lalu saya penasaran, dan bertanya..

"Jadi Bapa ini mau jemput ke lokasi mana saja?"

"Tergantung request Bu."

"Eh gimana maksudnya?"

"Ya...kita baru bisa balik modal kalau bisa ambil penumpang 5 orang."

Alamakkkk...ternyata dia masih mau nyari penumpang dulu .

"Loohh.... kok saya ga diinfo sejak awal, kalau tau begini, kan saya bakal cancel aja, saya nih daftar workshop seharga 1 juta, Bapa harus ganti rugi uang saya, kalau saya sampai telat datang."

"Ya.. saya juga sama Bu lagi cari uang, kecuali ibu mau bayar tiket untuk jatah 3 orang baru kita langsung berangkat sekarang."

"Astagfirullah...ini sih namanya pemaksaan."

"Ya terserah Ibu saja, kan ibu butuh waktu, saya butuh uang, kalau mau cari armada lain, silakan, tapi.. uangnya hangus ya, Bu."

"Bapa kalau usaha dengan cara begini, ga akan berkah, Pa!!!"

"Ya...terserah Ibu, kalau mau turun di sini juga boleh"

Orang gila diladenin berarti saya sama gilanya.

Lalu saya diam sejenak, tarik napas 4 detik, tahan 7 detik, hembuskan 8 detik. Hahah...asli ieu mah asa keur praktikum .

Setelah itu saya keluarkan jurus segala dzikir, sambil berpikir keras, ini mending saya turun tapi resiko uang hangus, resiko ke-2 saya harus cari angkutan lain dalam waktu singkat dengan uang yang sudah hangus, plus kemungkinan keangkut ke Jakarta untuk bisa ngejer workshop-nya pun lebih tipis.

At the end...saya lebih memilih fokus pada napas dan dzikir, saking sudah ga ada energi buat mikir, rasanya kayak terjebakLalu.. saya memilih untuk ga melawan apapun, sambil bergumam..

"Ok..deh.. semua yang terjadi atas izin Alloh, pasti ada message yang saya belum paham, dan saya mode nunggu dulu aja, jangan banyak protes heuheu."

Setelah lama fokus pada napas dan dzikir, saya pun kelelahan, lalu memilih diam, sekadar mengikuti sopir membawa diri kemana, wis...terserah saja, udah ga ada tenaga buat protes.

Setelah jam 11.30, akhirnya berhasil dapat total 5 penumpang, dan mobil pun masuk juga ke tol Padalarang untuk otw Jakarta.

Akhirnyaaa....ujar saya dalam hati. Lalu saya bertanya pada Pa Sopirnya,

"Bapa... nanti penumpang yang diantar pertama saya kan ya? Kan saya yang paling pertama dijemput?"

"Ya .. ngga lah, Bu, kita antar yang terdekat dulu, ke Bekasi."

"Whaatt...terus saya mau sampai jam berapa ini kalau harus ke Bekasi dulu?"

"Ya...resiko pake yg reguler begini, Bu. Kalau mau cepet pakai yg carter, 900rb doang".

"Subhanallah..." komen saya pendek.

Lalu badan saya terkulai lemas, asli udah ga bisa mikir. Kalau pun bisa berangkat jam 11.30 saja sudah telat jauuuh, apalagi ditambah kudu ke Bekasi dulu, tau kan planet Bekasi macetnya kayak apa. Ngga tau deh...

Akhirnya saya memilih memejamkan mata sambil istigfar tanpa henti. Tiba-tiba saya ke-Geer-an ngehalu klo saya seolah kayak Nabi Yunus yg terjebak dalam perut ikan. Lalu saya rapal doa Nabi Yunus, saking otak udah ga bisa mikir ....

"Wa dzan-nuuni idz dzahaba mughadhiban fazhanna an lan naqdiro 'alaihi fanada fidz-dzulumati an la ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minazh-zhalimin."

Artinya: "Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Nabi Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya). maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." (QS. Al-Anbiya'[21]:87)

Pas selesai baca doanya, tiba2 airmata saya mengalir deras, karena memang sempet ada rasa kesal dengan peran saya sebagai caregiver, tanpa ada saudara yg bisa saya jadikan teman bicara. Ada sedih, marah, frustrasi n etc. Tapi dengan terus merapal dzikir ini...akhirnya saya bisa menerima semua emosi negatif yang ada dan berhasil memaafkan diri ini atas semua ketidaksempurnaan peran saya ini, bahwa ((( It's OK to be not OK ))) cukup maafkan dirimu, hadapi saja semua masalah yang ada, fokus memperbaiki diri pada bagian2 yg masih bisa diperbaiki, sisanya biar Allah yang sempurnakan, melarikan diri dari masalah bukan solusi.

Selesai merelease segala rasa, tiba-tiba saya dikagetkan dengan mobil yang oleng. Astagfirullah... ini supir kunaon sih nyetir kok zigzag begini. Pas saya cek, innalillahi...dia tiduuurrr... refleks saya teriak

"Bapaa...Bapa tidurr? ini bahaya loh, bisa nabrak !!! "

Dia hanya menjawab... "Oh...eh...oh...ngga Bu."

Lalu mobil mulai bergerak lurus lagi, tapi kepala sopir itu masih lelenggutanYang saya heran, penumpang lain kok bisa pada santai gitu, apa semua pernah jadi peserta uji nyali kali ya? .

Saya lalu memilih memejamkan mata, saking kelelahan akhirnya saya pun tertidur, saking udah nge-freeze.

Lalu saya terbangun, saat sayup-sayup terdengar sopirnya bertanya..

"Bu... ini lokasinya di Hotel Hi Senen, kan?"

"Oh..eh...iyah", jawab saya sambil mengucek mata.

Fyuuh...akhirnya otw nyampe juga meski sudah kelewat beberapa jam, curiga pas nyampe kebagian foto bareng doang ini mah. Lalu saya melirik ke jam yang ada di Hp, terbaca jam 13.30, masih ada sisa kurleb 3 jam lagi . Cemunguuuddhh....Reenn. Okee baiiik...bari tunduh .

"Bu...sudah sampai nih, tapi mobil ga bisa masuk ke jalannya karena ditutup kehalang pasar, jadi...Ibu jalan ya."

Saya bengong, lalu menengok ke jendela, alamak...hujan gerimis pulak, lupa bawa jas hujan n payung. Bener-bener sempurna ieu praktikum Psikodrama nya udah kayak Drama2 di Indosi**r .

"Ok deh..saya jalan saja", ujar saya pendek, sambil keluar dari mobil.

"Terima kasih, Bu" ujar sopirnya.

Lalu saya melengos aja ga jawab hoho. Setelah semua drama ini, Anda dengan lempeng gitu bilang... Terima Kasih. Anda sungguh Luarr Biasaahh, standing applouse pokoknya buat Anda hahaha.

Setelah turun dari mobil, sambil berlari kecil menuju hotel saya peluk tas supaya laptop ga kehujanan, sambil ngekhayal..."Akhirnyaa...sampe juga, mayan deh ketemu lagi makanan2 hotel, kangen juga ternyata" gumam saya sambil cengar-cengar sendiri, menghibur diri. Etapi... beberapa saat kemudian ada notif di Hp dari panitia,

"Bu...jadi datang kan?"

"Iya...sudah jalan otw hotel nih, maaf bangett telatnya separah ini"

"Ga apa, Bu, tapi maaf makan siangnya sudah dibereskan oleh petugas hotelnya".

"Oh..OK" jawab saya pendek.

Lalu saya tertawa terbahak-bahak sendiri di tengah derai air hujan dan airmata hahaha.

Kalau di Drama2 Indos**ar, setiap abis kena azab trs doa sambil nangis, biasanya scene berikutnya kan tiba2 kaya raya, naha di dunia nyata beda jauh kieu, cuma pengen makan siang hotel doang padahal ih. Kudu protes nih ama sutradara Indosi**r, ternyata kisah-kisah azabnya ga bisa menginspirasi kehidupan nyata nih, hahah naon sih.

Lalu kepala saya celingukan sambil ngarep ketemu tukang gorengan gitu buat ganjel perut. Akibat jalan sambil ga fokus, tiba-tiba hidung saya kayak kena benda keras banget, sampe pandangan mata mendadak gelap sejenak. Eh...apalagi nih. Alamakk...ternyata palang pintu parkiran abis menghantam hidung saya, Subhanallah...untung ga kena kepala.

Bener-bener closing treatment yang sempurna ieu mah, setelah telat datang, ga kebagian makan siang hotel lalu diakhiri dengan hidung bonyok kena palang pintu parkiran hahah.

Dengan sisa energi, saya melangkah memasuki lobby dengan badan udah kayak melayang, capek yang terus ditabrak ternyata bikin badan melayang gini ya. Seru juga sensasinya, jangan-jangan...saya udah nyampe ke surga nih, sadar...Ren, sadarrr...OK Baiikkk.

Akhirnya...sampai juga di ruang workshopnya. Disambut dengan sapaan di dinding temboknya

"Hi...How are you today?"

Widih...validasi rasa nih, tapi semua rasa ada nih hahah, ok deh...mari kita praktikum validasi rasa lagi, jangan ada rasa yang ditolak, terimaaa semuaaa...lalu masukkan dalam 1 kalimat..

"Alhamdulillah 'ala kulli haal"

Setelah mengucap 1 kalimat di atas, Ah...ternyata beneran asa masuk surga, yaitu surga dunia.

Buat seorang kepo-ers macam saya, surga dunia saya adalah buku-buku, ikut seminar2 atau workshop. Ibarat...abis jalan yang jauuuuh menuju surga, lalu terdampar di padang pasir, tiba-tiba tanpa sengaja ketemu power station untuk isi bensin yang di sebelahnya ada *Indo**ret* buat beli air dan snack.

Lalu datanglah Teh Iip memberi roti hijau yang warnanya senada sama baju saya hihi. You know...makan roti dalam kondisi lapar berat, ternyata mendadak jadi enakkk bangettt hahah.

Meski waktu hanya tersisa sekitar 3 jam saja, tapi beberapa sesi praktiknya cukup impactful buat saya.

Sesi 1 :

Saat saya diizinkan ketemu nenek saya, dan saya bisa menangis sampai legaaa bangett, dan didramakan oleh sesama rekan saya yang memerankan sebagai nenek saya, dia memeluk saya seraya berkata "Rena, kamu anak baik, kok, kamu ga nakal.". Duh...cuma denger 1 kalimat plus dapat bonus pelukan, rasanya saya jadi ga butuh apa2 lagi ya hoho.

Sesi 2 :

Saat rekan saya menunjuk saya untuk memerankan peran dia sebagai konsoler, saat dia merasa failed menangani 1 kasus, yang membuat dia merasa ga kompeten menjalankan perannya sebagai konselor. Lalu refleks saya mengeluarkan pertanyaan2 ...yang menurut rekan saya itu...Aahh...iya banget, ternyata pertanyaan2 itu yang dia butuhkan, untuk memberi batasan antara dirinya dengan klien, tanpa harus membuat dirinya merasa failed sebagai konselor. Daan...beberapa saat kemudian, saya baru ngeh, saya juga mengalami isyu yang sama, sering pundung ga mau jadi konselor lagi kalau lagi merasa gagal haha. Tapi...dengan saya bisa membantu rekan saya itu, perasaan berdaya muncul lagi. Aarrgh...saya ga gagal jadi konselor kok, come on... it's just a journey, take it easy.

Ada sesi terakhir yang rasanya mendalam banget, tapi maaf ga bisa saya share di sini hihi.

Daan...akhirnya berakhir juga rangkaian Workshopnya, lalu kita pun melakukan sesi pemotretan dengan pose ala Pohon, setiap peserta dibebaskan memilih pose apa.

Ada yang milih jadi batang, jadi daun, jadi ranting, daan... ternyata saya milih jadi akar, so...di foto ini muka saya ga kelihatan kan? .

Meski di medsos hobi saya selfie, tapi ternyata bahagia saya teh kalau jadi akar. Lalu teringatlah tagline temubahagia.id, ((( Happiness Comes from Roots ))).

Ahaa... Eureka !!

Sebagai alumnus Biologi, rasanya saya kayak ditarik mundur untuk belajar ulang lagi soal perilaku akar nih hahah.

Lalu workshop diakhiri dengan pelukan bersama, sekadar simbol bahwa kita semua saling terkoneksi, jangan pernah merasa sendiri.

Ah...masya alloh...nuhun pisan pokoknya untuk Teh Iip dan panitia, semoga Alloh panjangkan semua ilmu yang ada menjadi amal sholih yang manfaat untuk sekitar.

Pulang workshop menuju lobby disambut dengan kalimat di tembok..

"Happiness is Be (You ) tiful"

Aiih...asa so sweet gini tembok..hihi.

Lalu saya kembali pulang ke rumah dengan happy ending, karena dapat travel door to door yang sopirnya amanah, ga pake puputeran cari penumpang dulu, so.. jam 9 malam saya sudah sampai di rumah lagi.

Alhamdulillaaahhh...

Sekian catatan workshop Psikodrama versi saya yang lumayan banyak dramanya, mungkin cucok ama profil saya yang DramaQueen inih hahah.

Semoga selanjutnya mah tinggal jadi Queen-nya aja, dan berkurang hobi drama nya