Catatan Haji (Part 1)

"Ren.....kumaha atuh dongengna haji teh....ada kisah2 aneh ga?"

Kalimat begitu banyak banget keluar dari temen dan keluarga ketika menyambut kepulangan saya berhaji. Mmhm....kisah-kisah aneh?...kisah2 misteri dunk yak....xixixi.

Tanpa mengurangi rasa hormat pada yang berhaji karena mengejar "hal-hal itu", tapi jujur sejak dari sebelum berangkat haji pun saya memang tidak mengejar "hal2 ajaib" itu, malah lebih parah lagi, saya mah ngga percaya sama sekali dengan hal-hal aneh yang katanya terjadi sebagai balasan atas perbuatan kita, duh....sombong banget yaa saya....hehe...bukan sombong, hanya sekedar berpikir logis aja, Allah itu Maha Adil, ngga mungkin Dia menghisab kita sebelum amal2 kita benar2 ditimbang nanti ketika hari kiamat nanti, kalaupun ada kejadian buruk yang menimpa kita saat berhaji itu mah sebagai teguran, bukan hukuman, pun kalau ada yang dapat keberkahan saat berhaji, yaa karena rahmat Allah, bukan karena kita ini mahluk super solehah.

Dalam hati cuma berpikir, bersyukur bangeeeet saya ini bisa berangkat, jadi yang ada di kepala yaa.....berusaha keras mengerjakan rukun2 haji seoptimal yang saya bisa, jadi saya ngga pernah konsentrasi dengan "balasan" yang katanya akan saya terima ketika saya nanti disana.

Menjadi haji itu artinya menjadi tamu Allah, yang namanya tamu, yaaa asli beneran dilayani, amazing....saya seorang mahluk yang punya segudang dosa dipercaya Allah menjadi salah satu "tamu"nya, yang artinya Allah saja mau memberi kesempatan pada saya untuk menghapus dosa2 saya dengan adanya kesempatan berhaji, eh kok konyol banget kalau saya malah berpikiran buruk, kalau nanti saat disana saya akan"dihukum"....heu...heu. Ketika "undangan" itu datang,saya hanya brusaha keras menjadi "tamu" yang baik, yang ngga "nyebelin" yang "punya rumah".

Yang pasti, di rumah Nya, Dia memang sangat memperkenalkan diriNya, mengajarkan dalam batin, cara merindukan dan mencintai Nya.

Comments

Popular posts from this blog

Adlerian Therapy (Alfred Adler 1870 - 1937)

Review "Out of The Truck Box"

Kemandirian Financial Vs Kemandirian Psikologis, Lebih Baik yang Mana Dulu ?