Sedikit cerita dari ruang ICU

Waktu denger anaknya temenku masuk ICU jadi teringat lagi peristiwa 2 tahun yang lalu saat riza (anakku yang sulung) masuk ruangan yang sama dengan penyakit yang sama DEMAM BERDARAH.

Waktu itu begitu dapat perintah dokter untuk segera memindahkan riza dari kamar biasa ke ruang ICU rontok rasanya seluruh tulang ini seperti tidak ada kekuatan lagi untuk berdiri..dan hanya ada satu pikiran yang terbersit di kepala "bukannya ruang ICU itu ruang menuju gerbang kematian, biasanya yang masuk ruangan ini jarang ada yang keluar lagi dengan kondisi selamat???".walaupun pikiranku ini tidak sepenuhnya benar (karena sesuai dengan namanya ICU (intensive Care Unit),di ruangan ini setiap pasien justru sangat terpantau perkembangan penyakitnya dengan sangat baik), tapi tetap saja batas antara hidup dan mati sangat tipis sekali di ruangan ini. Hati dan telingaku "dipaksa" untuk terbiasa mendengar teriakan orang kesakitan...terus dilanjutkan dengan kata2.."innalillahi wa innailaihi rajiun"....dari orang2 yang ada di ruangan itu.

Di ruangan itu kebetulan ada 3 orang pasien yang terkena penyakit demam berdarah (DB),Riza dan 2 orang lainnya yang masing2 berumur 2 tahun dan yang satunya bayi usia 11 bulan. Diantara 3 orang pasien itu hanya riza yang terus sadar, sedang 2 orang lainnya koma. Setelah 5 hari disana, riza dan 1 anak yang berumur 2 tahun mengalami perkembangan yang cukup pesat, tapi tidak dengan si bayi yang berumur 11 bulan, transfusi darah dan bantuan oksigen masih harus terus dia jalani. Dan setelah hari ke 8 riza dan si anak umur 2 tahun dinyatakan sehat dan sudah berhasil melewati masa kritisnya...tapi si bayi masih harus terus berjuang.......sampai akhirnya saat riza siap2 pindah ke ruangan biasa...aku mendengar sekali lagi kata2 "innalillahi wa innailaihi rajiun"....yang ternyata datang dari tempat tidur sibayi......iya...bayi itu akhirnya meninggal.....

Mau tahu apa yang terjadi dengan orang tuanya...???dia datang memeluk saya dan menyatakan selamat sudah berhasil....dan aku melihat tidak setitikpun airmata yang keluar dari matanya....dia hanya bilang...."saya ikhlas....dengan semua ini....saya punya anak karena Allah...dan haknya Allah kalau ingin mengambilnya kembali...11 bulan bersama dia benar2 saat terindah dalam hidup saya..." lalu dia kembali ke tempat tidur anaknya...mencium kening anaknya....dan melepas satu persatu alat infus,alat bantu oksigen dibantu para suster di ruangan itu..terus dia gendong jenazah anaknya keluar dari ruangan itu....dan sekali lagi aku tidak melihat setitikpun airmata yang keluar apalagi mendengar suara ratapan. Dan ternyata dari keluarga si bayi itu...aku baru tau bahwa orang tua si bayi itu harus menunggu sekian tahun untuk mendapatkan seorang anak.

Delapan hari di ruang ICU membuatku banyak sekali belajar...bukan cuma belajar menganggap bahwa kematian itu adalah hal yang pasti terjadi dengan kita, tapi juga menganggap bahwa apa yang kita miliki ini bener2 cuma pinjaman, ya kesehatan, kebahagiaan,suami,istri,termasuk anak. Semoga kita bisa dikarunia hati seluas ortu si bayi itu ya...yang bisa benar2 ikhlas menganggap bahwa anak kita ini cuma pinjaman, Amin.

Comments

lita said…
terharu bacanya Ren.....
rena puspa said…
mksh lit....dah mau baca....hehe
rena puspa said…
mksh lit dah mau baca....hehehe
Widia said…
Wah saya bener2 nangis bacanya bu.. Memang semua itu pinjaman ya, jadi kita harus memanfaatkan waktu kita dgn pinjaman2 itu dgn sebaik2nya ya..

Popular posts from this blog

Review Milad Pernikahan ke-2 (Part 1)

Review "Out of The Truck Box"

Adlerian Therapy (Alfred Adler 1870 - 1937)