"How To Master Your Habits" by Ustdz Felix Y. Siauw

Pada bab awal, penulis menceritakan beberapa pejuang Islam dengan masing-masing kehebatannya. Sebut saja Imam Asy-Syafi'i, kehebatannya yaitu dapat menghafal qur'an disaat usia nya belum genap 7 tahun, Ath-Thabari, seorang sejarawan yang selalu menulis 40 lembar dalam sehari selama 40 tahun, lalu Khalid bin Walid, yang dijuluki pedang Allah karena kehebatannya dalam memenangkan peperangan, Siti Aisyah, walaupun bukan penghafal hadits terbanyak, namun beliau meriwayatkan kurang lebih 2.210 hadits, Abdurrahman bin Auf yang terkenal dengan kekayaannya namun tetap dermawan, dan Umar bin Khatab seorang pemimpin yang begitu peduli dengan rakyatnya, sehingga hampir setiap malam hari beliau berjalan mengelilingi wilayahnya hanya sekedar memastikan semua rakyatnya tercukupi kebutuhannya.


Dan kita umat muslim sudah tentu berdecak kagum dengan kehebatan yang ditunjukkan pejuang-pejuang Islam tersebut. Namun sayangnya terkadang rasa kagum dan takjub akhirnya justru jadi pembenaran bahwa kita tidak mungkin menjadi seperti mereka. Lalu pembenaran itu akan berlanjut pada pemikiran bahwa "memang sudah takdir Allah, jika Dia melebihkan seseorang atas yang lain"....heu heu.

Padahal semua kehebatan (bisa jadi) sangat mungkin kita miliki jika kita paham bahwa semua itu tidak terjadi begitu saja, namun melalui sebuah proses pembiasaan yang panjang, dan jika kita mau meniru prosedurnya, bukan hal yang mustahil, kita pun akan mempunyai kehebatan yang sama. Nah...dari sinilah kita akan mengenal apa itu habits, dimana si habits inilah yang nantinya akan mengantar kita memiliki pencapaian2 semisal pejuang-pejuang Islam yang diceritakan di atas.


So....apa itu Habits ??

Habits adalah segala sesuatu yang kita lakukan secara otomatis, bahkan kita melakukannya tanpa berfikir. Dalam satu penelitian disebutkan bahwa 11.000 sinyal yang diterima otak manusia, hanya 40 yang diproses secara sadar, sedang sisanya secara otomatis.  Mulai dari berfikir, sikap mental, mood, cara makan, bersikap, berbicara, membaca, berbahasa sampai pada kreativitas dan produktivitas, semuanya adalah habits. Tubuh kita bereaksi otomatis terhadap respons yang datang dari luar, dan proses otomatisasi terhadap respon ini yang disebut habits. Jadi, bisa mempunyai kemampuan untuk membentuk habits (atau menghancurkannya) adalah keahlian yang sangat kita perlukan dalam hidup, jika tidak maka habits yang akan mengendalikan kita. Sayangnya secara alami habits yang muncul tanpa pembentukan biasanya adalah habits buruk bukan habits baik.

"If you choose not to plant flower on your garden, then weeds will grow without encouragement or support."


Mari kenalan lebih lanjut dengan si habits...


I'm Habits....dan saya selalu mendampingi anda. Saya adalah pelayan anda yang paling rajin, atau beban anda yang paling berat, saya akan mendorong anda maju, atau menarik anda jatuh ke jurang kegagalan. Saya adalah pelayan bagi semua orang hebat, namun apa boleh buat, juga bagi orang-orang gagal. Mereka yang gagal, saya yang membuat mereka gagal. Perhatikan saya, latih saya, tegaslah terhadap saya dan saya akan meletakkan dunia dibawah kaki anda. Saya mudah diarahkan, anda hanya perlu tegas terhadap saya. Tunjukkan bagaimana tepatnya anda ingin sesuatu dikerjakan, dan setelah pengulangan saya akan melakukannya secara otomatis.

Jadi untuk dapat menghasilkan habits baik yang nantinya akan keluar secara otomatis dari tubuh kita, yang kita perlukan yaitu practice and repetition, latih dan ulang terus, practice makes right, repetition makes perfect. Kabar baiknya pembentukan habits baik ini, dapat dipaksa atau juga sukarela, walau tentu saja habits baik yang dilakukan atas dasar kerelaan akan jauh lebih berkualitas. 

Jika kita ingin mendapatkan "rasa sukarela" saat kita berusaha memaksimalkan sebuah habits baik, yang diperlukan yaitu daya dorong dan daya tarik yang kuat. Yang dimulai dengan sebuat kata tanya "why, what" dimana saat kita paham benar apa manfaat dari si habits baik itu nantinya, maka dorongannya akan lebih kuat.

First is hardest......seperti halnya akan menginstalll sebuah program komputer, pada awalnya akan terasa lama dan sulit, namun ketika program sudah terpasang, semua sistem akan bergerak secara otomatis, jadi dobraklah langkah berat di awal tersebut.

Just Kill the Excuses - Excuses are extremely very dangerous.... dua sub bab ini isinya membahas hal yang semirip, yaitu lawan lah semua alasan yang seolah membenarkan kita saat kita tidak konsisten melakukan pembiasaan habits baik yang kita inginkan.



Eung....kayaknya cuma segitu yang berhasil saya pahami dari buku itu....xixixi, sisanya mangga meser nyalira nyak, ngarah lebih jentre qiqi :-P


#lagi-lagi....ini mah bukan resensi yak, cuma numpang "rewrite", mumpung lagi cemungudhhh ...eaaa...hihihi :-P #







Comments

Popular posts from this blog

Review Milad Pernikahan ke-2 (Part 1)

Adlerian Therapy (Alfred Adler 1870 - 1937)

Review "Out of The Truck Box"