Review " 9 Langkah Mudah Menghafal Al-Qur'an"
Judul : 9 Langkah Mudah Menghafal Al-Qur'an
Penulis : Majdi Ubaid Al-Hafizh
Alih Bahasa : Ikhwanuddin, Rahmad Arbi Nur Shaddiq
Penerbit : AQWAM
Tahun Terbit : 2014
Tebal Halaman : 221
ISBN : 9 7897 90 3933 18
Bulan ramadhan identik dengan bulan terbaik bagi umat Islam untuk lebih mendekatkan diri dengan Al-qur'an, salah satu caranya yaitu dengan membaca atau menghafalkannya. Berbagai target dan strategi di susun jauh-jauh hari sebelum ramadhan datang, agar bulan mulia ini tidak berlalu begitu saja, di mana "perasaan" menjadi lebih baik nya itu seolah ditandai dengan berapa kali khatam Al-qur'an kita dan berapa bilangan jumlah juz yang berhasil di hafal.
Apakah itu salah ? tentu saja tidak, karena meski banyak juga sebagian orang yang berpikir ekstrim bahwa hal terpenting dari Al-Qur'an yaitu mengamalkan isi nya saja dan menafikan kegiatan membaca dan menghafalkannya, sesungguhnya dengan membaca dan menghafal itu lah pintu masuk paling pertama untuk kemudian akan dipermudah langkah kita dalam mengamalkan isinya.
Namun sikap kita terhadap Al-qur'an yang terkadang membuat kegiatan membaca dan menghafal Al-qur'an dapat "mengendur" di tengah jalan, atau kondisi lainnya yaitu kegiatan membaca dan menghafal kita kok tidak mampu mengubah akhlak dan kehidupan kita, seolah Al-Qur'an itu hanya sebatas Kitab Suci yang "bermantra" namun tidak sanggup menjadi teman dan cahaya kehidupan kita sehari-hari.
Lalu di mana dong yah letak kesalahannya ?! semua bermula dari niat dan motivasi kita. Tanpa sadar banyak orang membaca dan menghafal Al-Qur'an hanya untuk mendapatkan perasaan "sholeh/sholehah", sehingga yang dikejar hanya berapa kali khatam dan berapa jumlah juz hafalannya saja, makin banyak khataman dan makin banyak jumlah bilangan juz yang dihafal seolah surga langsung dalam genggaman. Atau ada juga yang niatnya hanya untuk memperlancar rejeki dan membebaskan diri dari kesulitan hidup.
Meski niat-niat di atas tidak salah, namun dengan niat seperti itu, ke istiqomahan kita dalam membaca dan menghafal Al-qur'an menjadi tidak stabil, disamping itu bacaan dan hafalan Al-qur'an kita nantinya tidak mampu memperbaiki akhlak kita dan kita juga seolah menjadi sulit dalam mengamalkan isinya.
Jadi perbaikan niat dan motivasi itu begitu penting, karena ini akan mempengaruhi sikap kita terhadap Al-qur'an, sekaligus mempengaruhi keistiqomahan kita dalam membaca dan menghafalkannya, plus hasil bacaan dan hafalan kita sanggup mengubah akhlak dan kehidupan kita.
Mengapa niat begitu penting ?
1. Karena syarat diterimanya amal yaitu dinilai dari niatnya, betapa amal semewah jihad di medan perang saja bisa tidak diterima saat kita tidak teguh menjaga niat, namun amalan seremeh memberi minuman kepada binatang ternyata dapat mengantarkan kita ke surga saat niat nya begitu terjaga. Begitu pun niat kita saat membaca dan menghafal Al-qur'an, harus dipastikan lurus terus karena godaan riya sering mengganggu.
2. Niat mempengaruhi keistiqomahan. Saat niat kita fokus, ke istiqomahan nya akan lebih terjaga, lebih baik sedikit tapi terus-menerus, daripada membombardir diri di awal, namun berhenti sesudahnya. Dengan niat yang fokus, target akan dibuat bertingkat, sehingga akan terus istiqomah dan kemungkinan untuk menambah tingkatan menjadi lebih besar.
3. Niat yang fokus memiliki peluang mengubah hidup kita. Dengan niat yang fokus, maka nantinya Al-qur'an betul-betul akan menjadi teman dan mampu mengubah akhlak sekaligus memperbaiki kualitas hidup kita.
Nah... karena perbaikan niat itu yang akan menjadi sumber datangnya rasa cinta kita pada Al-qur'an, maka yang harus terus kita asah adalah bagaimana caranya agar niat itu semakin membesar sehingga rasa cinta pun akan makin membesar juga, karena modal rasa cinta itu yang akan menjaga ke istiqomahan kita sekaligus akan mempermudah kita untuk terus gigih membuat Al-Qur'an sebagai teman hidup kita sehari-hari.
Dengan membaca buku ini, insya allah paradigma kita akan berubah, karena buku ini banyak membuka mata kita bahwa Al-Qur'an itu bukan sekedar petunjuk, tapi memang benar-benar mukjizat namun juga bukan mukjizat seperti mantra, sifat mukjizat nya justru terlihat bahwa bacaan dan hafalannya saja sudah bisa membuat jiwa tenang dan fisik sehat, disaat bersamaan isi kandungan al-qur'annya sendiri merupakan petunjuk bagi kehidupan kita sehari-hari.
Saat paradigma kita berubah, insya allah niat pun akan semakin kuat, sehingga cinta pun akan mengalir deras, so... dengan modal cinta yang menderas itulah ikhtiar kita untuk dapat membaca lalu pelan-pelan menghafal akan selalu menyala. Tapi yaa...cinta itu kata kerja, jangan berharap cinta datang dengan sendirinya, tanpa ada perjuangan menumbuh suburkannya, salah satu perjuangannya yaitu dengan terus mengasah diri mencari sumber-sumber yang memungkinkan datangnya cinta, di antara nya dengan membaca buku ini.
Gaya bahasa buku ini sangat komunikatif, penulis melakukan terobosan revolusioner lewat teknik mengingat efektif dalam menghafal Al-Qur'an. Dan pembahasan nya pun bersifat holistik, sehingga membuat kita seolah tersadar bahwa jangan sia-siakan waktu kita tanpa berjuang mengeja cinta kita terhadap Al-Qur'an.
Lalu apa saja 9 Langkah Mudah Menghafal Al-qur'an ?!
1. Menanamkan Kerinduan, Kecintaan dan Keinginan yang Menyala-nyala untuk Menghafal Al-qur'an.
Kenikmatan hidup kita bergantung dari seberapa dekat hati kita dengan Al-qur'an, ini bukan perkara seberapa banyak jumlah juz yang kita hafal atau berapa kali Al-Qur'an kita khatamkan, tapi seberapa bergantungnya diri kita kepada Al-qur'an itu lah kunci kenikmatan hidup dan datang nya rasa cinta. Dari rasa cinta yang menggebu itu lah nanti istiqomah kita dalam membaca dan menghafal akan terjaga. Pada bagian ini di runut detil kedudukan Al-Qur'an itu seperti apa, sehingga dari pengetahuan itu insya allah akan menjadi sumber datangnya rasa cinta
2. Memupuk Ikhlas, Tawakal dan Doa
Nah... ini lah perjuangannya, saat bacaan mulai bagus dan hafalan mulai banyak, kadang godaan riya datang berhembus kencang, maka terus lah kikis dengan kembali memupuk ikhlas, bahwa ikhlas itu selain akan mempermudah usaha kita untuk makin dekat dengan Al-Qur'an, dengan ikhlas pula Al-Qur'an akan dapat berpengaruh pada akhlak dan kehidupan kita.
3. Jangan Banyak Beralasan
Seringkali kita terlalu permisif dengan hambatan, sehingga itu lah hambatan terbesarnya. Maka berhenti lah memberi jalan pada alasan, dan mulai bertekad.
4. Menguatkan Keyakinan Diri dan Kata-kata Positif
Banyak orang gagal dalam mewujudkan cita-citanya ternyata sumbernya adalah akibat pikiran negatif, pada bab ini penulis menjelaskan dengan detil kemampuan otak yang sangat luar biasa, sehingga setiap orang punya kesempatan yang sama untuk sukses menghafal Al-Qur'an. Pada bab ini juga penulis menjabarkan betapa hidupnya orang yang memiliki cita-cita itu akan menjadikan dirinya terus produktif, bersemangat dan menyala-nyala. Dan cita-cita untuk menghafal Al-Qur'an ternyata dapat menjadi pemantik tumbuhnya cita-cita besar lainnya dalam diri, sehingga hidup semakin produktif.
5. Menciptakan Rasa Rileks dan Suasana Belajar yang Ideal
Kunci penting dari sukses nya belajar adalah adanya rasa rileks. Pada awal bab ini penulis bahkan berkata " Janganlah Anda menghafal kecuali dalam keadaan rileks dan tenang." Pada bab ini dijabarkan beberapa jenis gelombang otak, dan kondisi belajar dalam tekanan seolah menjadi tren pendidikan zaman sekarang, sehingga rasa ingin tahu pun lenyap. Padahal rasa rileks itu akan membuat belajar itu menjadi menyenangkan.
6. Melakukan Visualisasi
Jadikan lah Al-Quran menjadi visi kehidupan. Banyak cita-cita gagal karena kita sudah merasa gagal di awal, nah... membayangkan diri kita berhasil meraih apa yang kita cita-citakan sesungguhnya sangat membantu kita mewujudkannya, termasuk cita-cita menghafal Al-Qur'an.
7. Optimalisasi Panca Indra
Pada bab ini dijabarkan bahwa penggabungan seluruh panca indera lah yang menjadi kunci sukses nya menghafal, bahkan cara memegang mushaf pun ada aturan mainnya.
8. Murajaah (Pengulangan)
Al-Qur'an lebih mudah lepas daripada lepasnya unta dari tali kekangnya. Kunci penting setelah menghafal adalah murajaah atau pengulangan. Pada bab ini dijabarkan beberapa metoda murajaah dan waktu-waktu tepat untuk murajaah.
9. Menentukan Tujuan dan Menyusun Rencana
Jika Anda gagal merencanakan, Anda telah merencanakan kegagalan. Pada bab ini penulis menuntun kita untuk membuat target-target wajar, namun bertingkat, dimana disiplin lah kunci suksesnya.
Demikian sedikit ulasan buku "9 Langkah Mudah Menghafal Al-Qur'an", semoga cinta kita kepada Al-Qur'an semakin besar saat kita terus berjuang mencari sumber cinta nya, besarkan lah niat agar ikhtiar kita pun ikut membesar. Bertekad menghafal Al-Qur'an bukan berarti kita tidak berjuang mempelajari isinya, justru dari bacaan dan hafalan itu lah nanti nya kita akan dimudahkan untuk mengamalkan isi nya. Dalam buku Quranic Healing Technology bahkan disebutkan bacaan Al-qur'an yang dibacakan memiliki getaran yang sanggup menyehatkan mental dimana dari sana lah kesehatan fisik akan ikut terjaga. Bismillah.... mari kita jadikan Al-Qur'an sebagai semangat hidup kita. Aamiin
Penulis : Majdi Ubaid Al-Hafizh
Alih Bahasa : Ikhwanuddin, Rahmad Arbi Nur Shaddiq
Penerbit : AQWAM
Tahun Terbit : 2014
Tebal Halaman : 221
ISBN : 9 7897 90 3933 18
Bulan ramadhan identik dengan bulan terbaik bagi umat Islam untuk lebih mendekatkan diri dengan Al-qur'an, salah satu caranya yaitu dengan membaca atau menghafalkannya. Berbagai target dan strategi di susun jauh-jauh hari sebelum ramadhan datang, agar bulan mulia ini tidak berlalu begitu saja, di mana "perasaan" menjadi lebih baik nya itu seolah ditandai dengan berapa kali khatam Al-qur'an kita dan berapa bilangan jumlah juz yang berhasil di hafal.
Apakah itu salah ? tentu saja tidak, karena meski banyak juga sebagian orang yang berpikir ekstrim bahwa hal terpenting dari Al-Qur'an yaitu mengamalkan isi nya saja dan menafikan kegiatan membaca dan menghafalkannya, sesungguhnya dengan membaca dan menghafal itu lah pintu masuk paling pertama untuk kemudian akan dipermudah langkah kita dalam mengamalkan isinya.
Namun sikap kita terhadap Al-qur'an yang terkadang membuat kegiatan membaca dan menghafal Al-qur'an dapat "mengendur" di tengah jalan, atau kondisi lainnya yaitu kegiatan membaca dan menghafal kita kok tidak mampu mengubah akhlak dan kehidupan kita, seolah Al-Qur'an itu hanya sebatas Kitab Suci yang "bermantra" namun tidak sanggup menjadi teman dan cahaya kehidupan kita sehari-hari.
Lalu di mana dong yah letak kesalahannya ?! semua bermula dari niat dan motivasi kita. Tanpa sadar banyak orang membaca dan menghafal Al-Qur'an hanya untuk mendapatkan perasaan "sholeh/sholehah", sehingga yang dikejar hanya berapa kali khatam dan berapa jumlah juz hafalannya saja, makin banyak khataman dan makin banyak jumlah bilangan juz yang dihafal seolah surga langsung dalam genggaman. Atau ada juga yang niatnya hanya untuk memperlancar rejeki dan membebaskan diri dari kesulitan hidup.
Meski niat-niat di atas tidak salah, namun dengan niat seperti itu, ke istiqomahan kita dalam membaca dan menghafal Al-qur'an menjadi tidak stabil, disamping itu bacaan dan hafalan Al-qur'an kita nantinya tidak mampu memperbaiki akhlak kita dan kita juga seolah menjadi sulit dalam mengamalkan isinya.
Jadi perbaikan niat dan motivasi itu begitu penting, karena ini akan mempengaruhi sikap kita terhadap Al-qur'an, sekaligus mempengaruhi keistiqomahan kita dalam membaca dan menghafalkannya, plus hasil bacaan dan hafalan kita sanggup mengubah akhlak dan kehidupan kita.
Mengapa niat begitu penting ?
1. Karena syarat diterimanya amal yaitu dinilai dari niatnya, betapa amal semewah jihad di medan perang saja bisa tidak diterima saat kita tidak teguh menjaga niat, namun amalan seremeh memberi minuman kepada binatang ternyata dapat mengantarkan kita ke surga saat niat nya begitu terjaga. Begitu pun niat kita saat membaca dan menghafal Al-qur'an, harus dipastikan lurus terus karena godaan riya sering mengganggu.
2. Niat mempengaruhi keistiqomahan. Saat niat kita fokus, ke istiqomahan nya akan lebih terjaga, lebih baik sedikit tapi terus-menerus, daripada membombardir diri di awal, namun berhenti sesudahnya. Dengan niat yang fokus, target akan dibuat bertingkat, sehingga akan terus istiqomah dan kemungkinan untuk menambah tingkatan menjadi lebih besar.
3. Niat yang fokus memiliki peluang mengubah hidup kita. Dengan niat yang fokus, maka nantinya Al-qur'an betul-betul akan menjadi teman dan mampu mengubah akhlak sekaligus memperbaiki kualitas hidup kita.
Nah... karena perbaikan niat itu yang akan menjadi sumber datangnya rasa cinta kita pada Al-qur'an, maka yang harus terus kita asah adalah bagaimana caranya agar niat itu semakin membesar sehingga rasa cinta pun akan makin membesar juga, karena modal rasa cinta itu yang akan menjaga ke istiqomahan kita sekaligus akan mempermudah kita untuk terus gigih membuat Al-Qur'an sebagai teman hidup kita sehari-hari.
Dengan membaca buku ini, insya allah paradigma kita akan berubah, karena buku ini banyak membuka mata kita bahwa Al-Qur'an itu bukan sekedar petunjuk, tapi memang benar-benar mukjizat namun juga bukan mukjizat seperti mantra, sifat mukjizat nya justru terlihat bahwa bacaan dan hafalannya saja sudah bisa membuat jiwa tenang dan fisik sehat, disaat bersamaan isi kandungan al-qur'annya sendiri merupakan petunjuk bagi kehidupan kita sehari-hari.
Saat paradigma kita berubah, insya allah niat pun akan semakin kuat, sehingga cinta pun akan mengalir deras, so... dengan modal cinta yang menderas itulah ikhtiar kita untuk dapat membaca lalu pelan-pelan menghafal akan selalu menyala. Tapi yaa...cinta itu kata kerja, jangan berharap cinta datang dengan sendirinya, tanpa ada perjuangan menumbuh suburkannya, salah satu perjuangannya yaitu dengan terus mengasah diri mencari sumber-sumber yang memungkinkan datangnya cinta, di antara nya dengan membaca buku ini.
Gaya bahasa buku ini sangat komunikatif, penulis melakukan terobosan revolusioner lewat teknik mengingat efektif dalam menghafal Al-Qur'an. Dan pembahasan nya pun bersifat holistik, sehingga membuat kita seolah tersadar bahwa jangan sia-siakan waktu kita tanpa berjuang mengeja cinta kita terhadap Al-Qur'an.
Lalu apa saja 9 Langkah Mudah Menghafal Al-qur'an ?!
1. Menanamkan Kerinduan, Kecintaan dan Keinginan yang Menyala-nyala untuk Menghafal Al-qur'an.
Kenikmatan hidup kita bergantung dari seberapa dekat hati kita dengan Al-qur'an, ini bukan perkara seberapa banyak jumlah juz yang kita hafal atau berapa kali Al-Qur'an kita khatamkan, tapi seberapa bergantungnya diri kita kepada Al-qur'an itu lah kunci kenikmatan hidup dan datang nya rasa cinta. Dari rasa cinta yang menggebu itu lah nanti istiqomah kita dalam membaca dan menghafal akan terjaga. Pada bagian ini di runut detil kedudukan Al-Qur'an itu seperti apa, sehingga dari pengetahuan itu insya allah akan menjadi sumber datangnya rasa cinta
2. Memupuk Ikhlas, Tawakal dan Doa
Nah... ini lah perjuangannya, saat bacaan mulai bagus dan hafalan mulai banyak, kadang godaan riya datang berhembus kencang, maka terus lah kikis dengan kembali memupuk ikhlas, bahwa ikhlas itu selain akan mempermudah usaha kita untuk makin dekat dengan Al-Qur'an, dengan ikhlas pula Al-Qur'an akan dapat berpengaruh pada akhlak dan kehidupan kita.
3. Jangan Banyak Beralasan
Seringkali kita terlalu permisif dengan hambatan, sehingga itu lah hambatan terbesarnya. Maka berhenti lah memberi jalan pada alasan, dan mulai bertekad.
4. Menguatkan Keyakinan Diri dan Kata-kata Positif
Banyak orang gagal dalam mewujudkan cita-citanya ternyata sumbernya adalah akibat pikiran negatif, pada bab ini penulis menjelaskan dengan detil kemampuan otak yang sangat luar biasa, sehingga setiap orang punya kesempatan yang sama untuk sukses menghafal Al-Qur'an. Pada bab ini juga penulis menjabarkan betapa hidupnya orang yang memiliki cita-cita itu akan menjadikan dirinya terus produktif, bersemangat dan menyala-nyala. Dan cita-cita untuk menghafal Al-Qur'an ternyata dapat menjadi pemantik tumbuhnya cita-cita besar lainnya dalam diri, sehingga hidup semakin produktif.
5. Menciptakan Rasa Rileks dan Suasana Belajar yang Ideal
Kunci penting dari sukses nya belajar adalah adanya rasa rileks. Pada awal bab ini penulis bahkan berkata " Janganlah Anda menghafal kecuali dalam keadaan rileks dan tenang." Pada bab ini dijabarkan beberapa jenis gelombang otak, dan kondisi belajar dalam tekanan seolah menjadi tren pendidikan zaman sekarang, sehingga rasa ingin tahu pun lenyap. Padahal rasa rileks itu akan membuat belajar itu menjadi menyenangkan.
6. Melakukan Visualisasi
Jadikan lah Al-Quran menjadi visi kehidupan. Banyak cita-cita gagal karena kita sudah merasa gagal di awal, nah... membayangkan diri kita berhasil meraih apa yang kita cita-citakan sesungguhnya sangat membantu kita mewujudkannya, termasuk cita-cita menghafal Al-Qur'an.
7. Optimalisasi Panca Indra
Pada bab ini dijabarkan bahwa penggabungan seluruh panca indera lah yang menjadi kunci sukses nya menghafal, bahkan cara memegang mushaf pun ada aturan mainnya.
8. Murajaah (Pengulangan)
Al-Qur'an lebih mudah lepas daripada lepasnya unta dari tali kekangnya. Kunci penting setelah menghafal adalah murajaah atau pengulangan. Pada bab ini dijabarkan beberapa metoda murajaah dan waktu-waktu tepat untuk murajaah.
9. Menentukan Tujuan dan Menyusun Rencana
Jika Anda gagal merencanakan, Anda telah merencanakan kegagalan. Pada bab ini penulis menuntun kita untuk membuat target-target wajar, namun bertingkat, dimana disiplin lah kunci suksesnya.
Demikian sedikit ulasan buku "9 Langkah Mudah Menghafal Al-Qur'an", semoga cinta kita kepada Al-Qur'an semakin besar saat kita terus berjuang mencari sumber cinta nya, besarkan lah niat agar ikhtiar kita pun ikut membesar. Bertekad menghafal Al-Qur'an bukan berarti kita tidak berjuang mempelajari isinya, justru dari bacaan dan hafalan itu lah nanti nya kita akan dimudahkan untuk mengamalkan isi nya. Dalam buku Quranic Healing Technology bahkan disebutkan bacaan Al-qur'an yang dibacakan memiliki getaran yang sanggup menyehatkan mental dimana dari sana lah kesehatan fisik akan ikut terjaga. Bismillah.... mari kita jadikan Al-Qur'an sebagai semangat hidup kita. Aamiin
Comments