Pensucian Jiwa


Dalam hadis disebutkan, sebelum Rasulullah SAW melakukan Isra dan Mi’raj, dadanya dibedah. Beliau bersabda, “Kemudian hatiku dikeluarkan, lalu dicuci dengan air zamzam, lalu dikembalikan ke tempatnya, dan diisi dengan keimanan dan hikmah....” (HR Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi).
Kalau kita telusuri keberhasilan dakwah rasul yaitu apa sih ? Akhlak. Dan terbentuknya akhlak mulia itu dimulainya dari mana? Dari hati yang bersih.
Ilmu agama sehebat apapun saat mampir pada hati yang "kotor" akan sulit dikonversi menjadi akhlak. Sedangkan merujuk pada tujuan utama diturunkannya rasul untuk menyempurnakan akhlak, so.. meski mencari ilmu itu dianjurkan, namun target mengkonversi ilmu menjadi akhlak mulia juga harus menjadi target utama kita setelah mendapatkan ilmu.
Jadi fokus utama saat kita ingin meraih hidayah yaitu terus "fight" mensucikan jiwa.
Jika Rasul disucikan jiwa dengan cara dibedah, terus cara pensucian jiwa versi kita apa ya ?
Memaafkan !!
Ada banyak sederet penyakit hati yang muncul tumbuh subur bersemayam di hati, dimana sumbernya hanya satu saat tidak mampu memaafkan.
Apa definisi memaafkan artinya terus membiarkan kesalahan ?
Justru karena memaafkan lah maka proses perbaikan kesalahan dapat dilakukan lebih clear dan tepat sasaran.
Dengan memaafkan jiwa senantiasa bersih bebas dari berbagai penyakit hati.
Lalu apa sih efeknya saat hati bebas dari penyakit ? Karena hati adalah raja, dimana kerja seluruh anggota badan bergantung bagaimana kondisi hatinya, maka hati yang bersih akan membuat seseorang bekerja lebih optimal, selalu bersemangat dan optimis dalam kondisi apapun.
Hati yang bersih juga mampu mengantarkan seseorang konsisten bersikap adil pada siapapun bahkan pada musuh sekalipun.


Comments

Popular posts from this blog

Review Milad Pernikahan ke-2 (Part 1)

Review "Out of The Truck Box"

Adlerian Therapy (Alfred Adler 1870 - 1937)