Resensi "Surga Terlarang"



Judul Buku          : Surga yang Terlarang

Penulis               : Leyla Hana

Penerbit             : PT Penerbitan Pelangi Indonesia

Terbit                 : Cetakan I, September 2013
Tebal Buku         : viii + 376 halaman
ISBN                  : 9786027800854



Membaca novel ini, membuat ingatan saya melayang pada novel karya mba Leyla yang lain, yaitu berjudul "Pilihlah Aku Jadi Istrimu", karena kedua novel tersebut mengambil tema seputar dunia para aktivis dakwah di kalangan mahasiswa. Menjadi menarik, karena pada kedua novel tersebut mba Leyla sangat lihai membuat alur cerita menjadi terasa apa adanya, sehingga tidak terjebak pada sebuah klise. Karena seingat saya dunia aktivis dakwah itu seolah dunianya para malaikat yang dituntut untuk menjadi seorang yang super baik tanpa cacat. Nah..hebatnya mba Leyla, dia tidak terjebak dalam situasi seperti itu, sehingga dalam kedua novel tersebut para tokoh ceritanya pun tidak dibuat hitam dan putih, dimana tokoh baik harus dibuat super baik atau sebaliknya tokoh jahat harus super jahat, semua tokoh digambarkan sangat natural.


Mari kita kembali ke novel "Surga Terlarang" :-) .


Novel ini berkisah tentang seorang pemuda bernama Faisal yang menjabat sebagai ketua KSEI (semacam organisasi dakwah islam yang ada di kampusnya), dimana Nazma menjabat sebagai sekertarisnya. Konflik dimulai, karena ternyata benih cinta tumbuh diantara keduanya tanpa mereka sadari, semua bermula dari intensnya mereka berkomunikasi yang awalnya komunikasi mereka terjadi karena tuntutan aktivitas dakwah, dimana Faisal sang ketua memang harus banyak berdiskusi dengan Nazma sang sekertaris. Namun diskusi mereka lama-lama makin tidak nyambung dengan kegiatan dakwah, kalau boleh meminjam istilahnya ustadz Felix Siauw, kedekatan mereka menjadi seperti "pacaran syari'ah" karena mereka jadi sering sekali berdua-duaan dengan alasan membahas kegiatan dakwah.


Dan "kedekatan" mereka tercium oleh semua anggota organisasi, sehingga mereka "disidang" untuk diingatkan kembali tentang bagaimana seharusnya seorang muslim itu menjaga pergaulan antara lawan jenis, apalagi mereka adalah pengurus organisasi, dimana semua tindak-tanduknya akan jadi panutan para anggotanya. Dan peristiwa "penyidangan" itu membuat keduanya sangat malu, sehingga keduanya lalu memutuskan untuk tidak kontak lagi, secara mengejutkan Nazma mendadak menyatakan pengunduran dirinya sebagai sekertaris. Dan mendapati Nazma tidak lagi tergabung dalam organisasi yang ada, menyadarkan Faisal akan arti kehilangan...yup...ternyata dia baru sadar betapa dia sangat kehilangan Nazma, dan dia juga baru sadar kalau dirinya begitu mencintai Nazma. Lalu Faisal berjanji dalam hati akan melamar Nazma saat dirinya sudah siap untuk menikah.


Waktu berlalu, sampai akhirnya Faisal mendapatkan beasiswa ke Australia untuk meneruskan kuliah S2 nya. Melihat Faisal yang sudah tidak mungkin terjangkau lagi, membuat Nazma harus mengubur dalam-dalam rasa cintanya yang masih ada. Namun ternyata usahanya tidak mudah, karena bayangan Faisal selalu melayang-layang di kepala, sehingga dia belum juga mendapatkan jodoh yang pas menurut dirinya karena selalu membandingkan dengan sosok Faisal.


Hingga akhirnya gurunya ngajinya menyarankan Nazma untuk ta'aruf dengan seorang pemuda bernama Furqon. Nazma menerima saran guru ngajinya tersebut, dan melihat sosok Furqon, ternyata dirinya merasa cocok, lalu rencana pernikahan pun dilangsungkan. Namun apa yang terjadi saat resepsi berlangsung, jantung Nazma seolah dihempaskan keras-keras, karena mendapati sang adik ipar adalah Faisal. Yup...ternyata Furqon itu kakak kandungnya Faisal.


Hmmmppffhh.....saya menarik nafas keras-keras nih, saat membaca bagian ini, seolah ikut merasakan apa yang dirasakan Nazma dan Faisal.

Cerita selanjutnya seperti apa?? silakan disimak sendiri dalam novelnya, kalau saya ceritakan seluruhnya bukan resensi dong namanya :-D.

****

Pelajaran hikmah yang saya dapat dari novel ini, bahwa cinta saat jatuh pada orang-orang yang paham agama, walau awalnya nafsu mendominasi, namun akhirnya justru membuat mereka melesat lebih tinggi tingkat keimanannya. Kadang Allah mentakdirkan kita dalam posisi salah, untuk mengajarkan kita pada sebuah pemahaman, betapa kita selalu butuh perlindungan Allah untuk menjaga diri kita tetap baik, bahkan disaat pemahaman tentang agama kita sudah cukup banyak sekalipun.


Sebuah novel yang layak dibaca untuk para lajang yang ingin menikah, karena dalam novel ini terselip tuntunan proses menuju pernikahan yang syar'i itu seperti apa. Dan untuk yang sudah menikah, tidak ada salahnya membaca novel ini, untuk mengokohkan kembali pernikahan yang sudah ada.


Untuk keseluruhan novel, rasanya saya tidak punya kritik, semuanya oke, termasuk juga settingnya. Namun kalau boleh saya komentar, ada di bagian yang settingnya mengambil lokasi KLCC (Malaysia). Pada bagian itu menceritakan Faisal akan makan siang dengan atasannya di KLCC, namun sebelum makan siang mereka sholat dzuhur dulu di masjid negara. Karena saya kebetulan tinggal di Kuala Lumpur, dan lokasi saya tinggal sekarang juga dekat dengan KLCC, jadi lumayan tahu deh daerah-daerah sekitar situ. Naah....kalau mau sholat dzuhur doang untuk lanjut masuk ke mall nya KLCC buat makan siang, kayaknya sholat di masjid negara kejauhan uy, soalnya ada masjid yang lebih deket dengan KLCC yang memang masih masuk area KLCC, namanya masjid Asy-Syakirin.

Halah....tapi ini ga terlalu penting ding, karena ga mengganggu isi cerita sama sekali kok.

Oke...deh....sukses ya buat mba Leyla, semoga karya-karyanya makin terus menginspirasi....aamiin.


Comments

Ade Anita said…
Iyaaa benerrr... buat ke masjid negara harus naik commuter line dan turun naik tangga yg panjang itu..aduh duh... ngabisin waktu ya..
rena puspa said…
wiiihhh....msh apal yaaa jalur2 disini, kapan dong main2 sini lg mbaa

Popular posts from this blog

Review Milad Pernikahan ke-2 (Part 1)

Adlerian Therapy (Alfred Adler 1870 - 1937)

Review "Out of The Truck Box"