Jangan memutuskan menikah saat merasa kesepian !






                                                 

Saat kita merasa kesepian, sebenarnya itu hanya pemberitahuan dari tubuh kita bahwa kita belum punya hubungan yang baik dengan diri kita sendiri. Sedikit mengutip teori dari existential therapy :

"Before we can have any solid relationship with another, we must have relationship with ourselves".

Dan...saat kita sudah memiliki hubungan yang begitu baik dengan diri kita sendiri, maka inilah modal kita membina hubungan baik dengan orang lain. Kalau kita sudah nyaman dengan diri kita, maka kita akan nyaman dengan siapapun, kita akan nyaman saat kita sedang sendirian, dan kita pun makin nyaman saat sedang berkumpul dengan banyak orang. Karena untuk orang yang kesepian, bahkan dikelilingi oleh banyak orang sekalipun tetap tidak mampu menghilangkan rasa sepi di hatinya.

Sedikit warning untuk teman-teman yang mau menikah, jangan memutuskan menikah hanya karena kita kesepian. Duh ... itu bahaya banget, karena kesepian adalah tanda lemahnya hubungan kita dengan diri sendiri, so..kebayang kan gimana mau membina hubungan baik dengan pasangan, kalau membina hubungan dengan diri sendiri saja masih ga paham gimana caranya. Gimana caranya memahami apa kebutuhan pasangan kalau memahami kebutuhan diri sendiri saja masih gelap.

Mengapa ? Yuk... kita telusuri bersama !

Kesepian adalah alarm tubuh yang memberitahu buruknya hubungan kita dengan diri kita sendiri, dan itu akan mengantarkan buruknya hubungan kita dengan pasangan, dan endingnya pelaksanaan hak dan kewajiban dalam pernikahan pun akan kacau balau.

Betapa banyak rumah tangga yang terpaksa berakhir bukan karena tidak saling mencintai, namun karena macetnya pelaksanaan hak dan kewajiban di antara kedua belah pihak, dimana semua itu disebabkan oleh buruknya hubungan di antara keduanya, dan sumber utama penyebabnya adalah buruknya hubungan dengan diri sendiri baik pada suami maupun istri.


Jika hanya “jatuh cinta” yang jadi landasan memutuskan sebuah pernikahan, ya.. jangan heran jika endingnya semua pondasi pernikahan pun ikutan “jatuh” alias rubuh 😆. Yang benar... yaitu “bangun cinta”, dan kekuatan bangunan cinta justru bisa dibuat saat keduanya tidak sedang “terjatuh”, tapi sedang tegak berdiri, dimana semua hanya bisa terjadi saat masing-masing pihak sudah memiliki hubungan yang baik dengan diri sendiri.

Saya ulang lagi kutipan teori existential :

"Before we can have any solid relationship with another, we must have relationship with
ourselves"

Lalu bagaimana sih cara membangun hubungan dengan diri sendiri ?

Faktanya....sahabat yang paling setia menemani kita sepanjang masa adalah nurani kita sendiri, dialah yang selalu paling jujur mengatakan apapun yang terbaik untuk diri kita, namun seberapa sering sih kita mau mendengar hati nurani kita sendiri ?. Seringnya kita mengabaikan suara hati nurani lah yang menyebabkan hubungan kita dengan diri sendiri begitu buruk.

"Healing is the end of conflict with yourself"


Yes.... that's the point..... seberapa jujur kita mendengar nurani kita sendiri, dan berhenti konflik dengan diri sendiri yang akan menjadi jalan kita mampu bersahabat dengan diri sendiri.


Yuk... akrabi sosok yang ada di depan cermin itu... jangan diajak berantem terus, siapa dia ? ya...kamu... kamu... atau kita... dan saya juga termasuk didalamnya hehehe

Comments

Popular posts from this blog

Catatan Workshop Psikodrama , Jakarta, 3 -4 Februari 2024

Giveaway "Bahagia Ketika Ikhlas"

Review "Out of The Truck Box"