Bersama Kita Bisa
Tidak terasa event tantangan 10 hari ngeblog tentang ASEAN hampir menuju titik finish, fyuuh....hari ini masuk hari ke 9 deh. Dan tema yang diberikan admin untuk tema hari ini adalah :
Sudah bisa
menduga kan kalau negara yang akan dibahas kali ini adalah negara yang
beribukota Bandar Seri Begawan, yang juga juga menjadi negara
penyelenggara KTT ASEAN ke-22 pada bulan April 2013 lalu ?
Dalam KTT ke-22 di Brunei Darussalam itu, tema yang diangkat adalah “Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan”, dengan pokok perundingan pembangunan badan persatuan ASEAN, dengan tiga pilar yaitu Persatuan Keamanan, Persatuan Ekonomi dan Persatuan Sosial dan Kebudayaan. Pembangunan Badan Persatuan ASEAN itu harus dirampungkan sebelum 31 Desember 2015.
Tema: Dengan ketiga pilar tersebut, bagaimana mencapai tujuan pembangunan badan persatuan ASEAN? Mampukah negara-negara ASEAN mewujudkan Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan?
Dalam KTT ke-22 di Brunei Darussalam itu, tema yang diangkat adalah “Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan”, dengan pokok perundingan pembangunan badan persatuan ASEAN, dengan tiga pilar yaitu Persatuan Keamanan, Persatuan Ekonomi dan Persatuan Sosial dan Kebudayaan. Pembangunan Badan Persatuan ASEAN itu harus dirampungkan sebelum 31 Desember 2015.
Tema: Dengan ketiga pilar tersebut, bagaimana mencapai tujuan pembangunan badan persatuan ASEAN? Mampukah negara-negara ASEAN mewujudkan Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan?
Sebelum membahas perihal mampu atau tidaknya kita dengan ketiga pilar yang sudah berhasil disepakati oleh negara-negara ASEAN pada KTT yang diselenggarakn di Brunei bulan April yang lalu, maka tidak ada salahnya kita simak dulu laporan dari beberapa sumber yang menceritakan tentang acara tersebut.
sumber : setkab.go.id |
Menurut sumber cri online dan manado news, KTT ASEAN ke-22 telah digelar di Bandar
Seri Begawan, ibukota Brunei. Dan seluruh negara-negara ASEAN sepakat akan lebih menfokuskan pada pembangunan persatuan ASEAN dan pencapaian perkembangan
negara-negara ASEAN dalam rangka merampungkan Piagam ASEAN, adapun tema KTT yang diambil saat itu adalah "Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan".
Dalam KTT yang diadakan di Kamboja tahun lalu, para pemimpin negara anggota ASEAN telah berkomitmen membangun badan persatuan sebelum 31 Desember 2015. Oleh karena itu KTT kali ini akan khusus merundingkan mengenai pembangunan badan persatuan ASEAN. Para pemimpin delegasi akan mengadakan pembahasan mengenai tiga pilar Badan Persatuan ASEAN yakni Persatuan Keamanan, Persatuan Ekonomi dan Persatuan Sosial dan Kebudayaan, tantangan serta solusinya. Para pemimpin delegasi konferensi juga akan bertukar pendapat mengenai masalah internasional dan regional, sementara juga merundingkan peranan yang dimainkan ASEAN dalam kerangka regional.
Sebagaimana diketahui , terdapat perbedaan yang tajam dalam perkembangan ekonomi dan sosial di antara negara-negara ASEAN. Ini menimbulkan banyak kesulitan dan tantangan dalam rencana pembangunan persatuan. Pada dasarnya, di antara tiga pilar Persatuan ASEAN, kesulitan yang dihadapi dalam persatuan ekonomilah yang relatif kecil, disamping perkembangannya yang paling cepat. Menurut rencana Persatuan Ekonomi ASEAN, hingga tahun 2015, ASEAN akan membentuk pasar dan basis produksi unilateral, bebas pajak, pergerakan individu dan aliran dana yang lebih bebas serta memadukan diri secara menyeluruh ke dalam sistem ekonomi global. Sejauh ini, ASEAN telah menyelesaikan 77,5 persen rencana Persatuan Ekonomi.
Dalam KTT kali ini, para pemimpin negara anggota ASEAN akan merundingkan laporan rencana Persatuan Ekonomi, menjajaki langkah-langkah peningkatan pertukaran, mendorong mobilitas jasa dan aliran tenaga kerja secara bebas serta mengeluarkan sistem visa unilateral ASEAN.
Filipina sempat membawa masalah Laut Tiongkok Selatan ke KTT ASEAN, dimana KTT ASEAN kali ini juga menfokuskan pada masalah keamanan regional. Menurut laporan media setempat, masalah perselisihan kedaulatan Laut Tiongkok Selatan dan situasi Korut juga diajukan menjadi agenda KTT kali ini. Sebelumnya, Filipina menyatakan akan mengajukan kerja sama di bidang keamanan laut dan menuntaskan "Deklarasi Perilaku Laut Tiongkok Selatan".
Dalam rangka meningkatkan persatuan ASEAN, dan menghindari timbulnya lagi perselisihan dalam Konferensi Menlu ASEAN yang mengakibatkan kegagalan pembentukan komunike bersama, Presiden Indonesia SBY sebelum menghadiri KTT kali ini berturut-turut mengunjungi Singapura, Myanmar dan Brunei. Indonesia tidak berharap ASEAN berpecah-belah sebab masalah Laut Tiongkok Selatan dapat memperlamban proses integrasi ASEAN. Oleh karena itu kunjungan Presiden SBY ke tiga negara tersebut dipandang sebagai pendorongan penyelarasan antar anggota ASEAN. Sementara itu, Brunei sebagai Ketua Bergilir ASEAN juga berupaya mencapai tujuan yang sama. Bulan ini, Sultan Brunei berturut-turut mengadakan kunjungan ke Tiongkok, AS dan Filipina demi kelancaran pengadaan KTT kali ini.
Dari uraian di atas, ternyata masalah sengketa yang berada di Laut Tiongkok Selatan (atau biasa dikenal dengan Laut Cina Selatan) lumayan menjadi fokus utama untuk urusan keamanan regional, membuat saya penasaran sengketa apa saja sebenarnya yang terjadi disana. Dan setelah googling ke wikipedia, didapatlah hasil sebagai berikut :
Beberapa negara telah bersaingan membuat klaim teritorial atas Laut Cina Selatan.[12] Perselisihan tersebut dianggap sebagai titik konflik Asia yang paling berpotensi bahaya. Perselisihan yang telah timbul[13][14]:
menangani masalah tersebut tanpa menggunakan kekerasan.[12]
wah....ternyata banyak juga peer yang harus dipikirkan tentang keamanan di seputar Laut Cina Selatan ini ya. Maka yang terpikir di benak saya hal yang harus difokuskan pertama kali dalam rangka mewujudkan tema KTT Brunai yaitu "menyatukan rakyat menciptakan masa depan", adalah menciptakan keamanan (pilar 1: Persatuan Keamanan) . Terutama berusaha menyelesaikan beberapa sengketa yang ada di Laut Cina selatan.
Nah...setelah berhasil menentukan strategi seputar pertahanan keamanan, baru kita bisa memikirkan pilar yang berikutnya yaitu pilar 2 :Persatuan Ekonomi, kenapa begitu?. Karena rasa aman itu modal segala-galanya, tanpa rasa aman tidak mungkin kita mampu berkonsentrasi melakukan proses pengembangan investasi di bidang-bidang ekonomi. Berdasarkan sumber di atas, ternyata dari ketiga pilar yang disepakati, justru pilar ekonomi memiliki tingkat kesulitan terkecil, namun percepatannya terbesar. Ini terjadi karena pada tahun 2015 nanti, pasar ekonomi ASEAN akan mengarah ke pasar global dunia, sehingga sistem perekonomian negara yang awalnya hanya memikirkan satu negara dalam lingkup dunia, nah...menuju 2015 nanti diharapkan beberapa negara ASEAN itu tergabung dalam komunitas tunggal saat terjun di pasar bebas dunia. Untuk proses persiapannya maka kesenjangan pembangunan ekonomi antara sesama negara ASEAN berusaha diakselerasi dengan cara memberlakukan bebas pajak antara sesama negara ASEAN, dan lebih membebaskan lagi pergerakan aliran dana individu.
Setelah keamanan tercipta kemudian pengembangan bidang ekonomi berjalan, barulah kita bisa memikirkan pembangunan pilar yang terakhir yaitu pilar 3 :Persatuan Sosial dan Kebudayaan. Jika 2 pilar yang pertama yaitu keamanan dan ekonomi sudah stabil, maka pilar yang terakhir akan mengikuti saja, karena dengan rasa aman, membuat pengembangan proyek pariwisata bisa lebih optimal dan dari sanalah kita bisa meraup banyak keuntungan di bidang ekonomi, sekaligus juga mampu membuat sisi sosial dan budaya lebih berkembang.
Lalu apa harapan kita dengan langkah-langkah tersebut? mampukah seluruh negara ASEAN mewujudkan tema kesepakatan yaitu menciptakan masa depan?. Sebelum berpikir mampu atau tidak, mendingan mikir optimis saja, sehingga dengan pikiran itu membuat doa lebih maksimal, dan kerja pun lebih fokus, maka ijinkan saya mencontek semboyan pa SBY yang sering disuarakan saat beliau kampanye pemilihan presiden tahun 2004,yaitu "Bersama Kita Bisa", karena dengan bergerak bersama, maka kita semua pasti lebih kokoh dan harapan yang ingin diraih bisa tercapai. Aamiin
Eung.....itu gambar semboyan "Bersama Kita Bisa" nya kok malah gambar serigala yak....wkwkwk
Dalam KTT yang diadakan di Kamboja tahun lalu, para pemimpin negara anggota ASEAN telah berkomitmen membangun badan persatuan sebelum 31 Desember 2015. Oleh karena itu KTT kali ini akan khusus merundingkan mengenai pembangunan badan persatuan ASEAN. Para pemimpin delegasi akan mengadakan pembahasan mengenai tiga pilar Badan Persatuan ASEAN yakni Persatuan Keamanan, Persatuan Ekonomi dan Persatuan Sosial dan Kebudayaan, tantangan serta solusinya. Para pemimpin delegasi konferensi juga akan bertukar pendapat mengenai masalah internasional dan regional, sementara juga merundingkan peranan yang dimainkan ASEAN dalam kerangka regional.
Sebagaimana diketahui , terdapat perbedaan yang tajam dalam perkembangan ekonomi dan sosial di antara negara-negara ASEAN. Ini menimbulkan banyak kesulitan dan tantangan dalam rencana pembangunan persatuan. Pada dasarnya, di antara tiga pilar Persatuan ASEAN, kesulitan yang dihadapi dalam persatuan ekonomilah yang relatif kecil, disamping perkembangannya yang paling cepat. Menurut rencana Persatuan Ekonomi ASEAN, hingga tahun 2015, ASEAN akan membentuk pasar dan basis produksi unilateral, bebas pajak, pergerakan individu dan aliran dana yang lebih bebas serta memadukan diri secara menyeluruh ke dalam sistem ekonomi global. Sejauh ini, ASEAN telah menyelesaikan 77,5 persen rencana Persatuan Ekonomi.
Dalam KTT kali ini, para pemimpin negara anggota ASEAN akan merundingkan laporan rencana Persatuan Ekonomi, menjajaki langkah-langkah peningkatan pertukaran, mendorong mobilitas jasa dan aliran tenaga kerja secara bebas serta mengeluarkan sistem visa unilateral ASEAN.
Filipina sempat membawa masalah Laut Tiongkok Selatan ke KTT ASEAN, dimana KTT ASEAN kali ini juga menfokuskan pada masalah keamanan regional. Menurut laporan media setempat, masalah perselisihan kedaulatan Laut Tiongkok Selatan dan situasi Korut juga diajukan menjadi agenda KTT kali ini. Sebelumnya, Filipina menyatakan akan mengajukan kerja sama di bidang keamanan laut dan menuntaskan "Deklarasi Perilaku Laut Tiongkok Selatan".
Dalam rangka meningkatkan persatuan ASEAN, dan menghindari timbulnya lagi perselisihan dalam Konferensi Menlu ASEAN yang mengakibatkan kegagalan pembentukan komunike bersama, Presiden Indonesia SBY sebelum menghadiri KTT kali ini berturut-turut mengunjungi Singapura, Myanmar dan Brunei. Indonesia tidak berharap ASEAN berpecah-belah sebab masalah Laut Tiongkok Selatan dapat memperlamban proses integrasi ASEAN. Oleh karena itu kunjungan Presiden SBY ke tiga negara tersebut dipandang sebagai pendorongan penyelarasan antar anggota ASEAN. Sementara itu, Brunei sebagai Ketua Bergilir ASEAN juga berupaya mencapai tujuan yang sama. Bulan ini, Sultan Brunei berturut-turut mengadakan kunjungan ke Tiongkok, AS dan Filipina demi kelancaran pengadaan KTT kali ini.
Dari uraian di atas, ternyata masalah sengketa yang berada di Laut Tiongkok Selatan (atau biasa dikenal dengan Laut Cina Selatan) lumayan menjadi fokus utama untuk urusan keamanan regional, membuat saya penasaran sengketa apa saja sebenarnya yang terjadi disana. Dan setelah googling ke wikipedia, didapatlah hasil sebagai berikut :
Beberapa negara telah bersaingan membuat klaim teritorial atas Laut Cina Selatan.[12] Perselisihan tersebut dianggap sebagai titik konflik Asia yang paling berpotensi bahaya. Perselisihan yang telah timbul[13][14]:
- Indonesia, RRC, Vietnam dan Taiwan atas daerah perairan di timur laut Kepulauan Natuna
- Filipina, RRC, dan Taiwan atas ladang gas Malampaya dan Camago di Laut Cina Selatan
- Filipina, RRC, dan Taiwan atas ladang gas di Gosong Scarborough.
- Vietnam, RRC, dan Taiwan atas perairan di sebelah barat Kepulauan Spratly. Kesemua atau beberapa dari pulau-pulau di daerah tersebut juga tengah diperebutkan Vietnam, RRC, Taiwan, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Filipina.
- Kepulauan Paracel dipersengketakan antara RRC dan Vietnam.
- Malaysia, Kamboja, Thailand dan Vietnam atas ladang gas dan minyak di Teluk Thailand.
- Singapura dan Malaysia di sepanjang Selat Johor dan Selat Singapura termasuk Pulau Batu Puteh (Pedra Blanca)
menangani masalah tersebut tanpa menggunakan kekerasan.[12]
wah....ternyata banyak juga peer yang harus dipikirkan tentang keamanan di seputar Laut Cina Selatan ini ya. Maka yang terpikir di benak saya hal yang harus difokuskan pertama kali dalam rangka mewujudkan tema KTT Brunai yaitu "menyatukan rakyat menciptakan masa depan", adalah menciptakan keamanan (pilar 1: Persatuan Keamanan) . Terutama berusaha menyelesaikan beberapa sengketa yang ada di Laut Cina selatan.
Nah...setelah berhasil menentukan strategi seputar pertahanan keamanan, baru kita bisa memikirkan pilar yang berikutnya yaitu pilar 2 :Persatuan Ekonomi, kenapa begitu?. Karena rasa aman itu modal segala-galanya, tanpa rasa aman tidak mungkin kita mampu berkonsentrasi melakukan proses pengembangan investasi di bidang-bidang ekonomi. Berdasarkan sumber di atas, ternyata dari ketiga pilar yang disepakati, justru pilar ekonomi memiliki tingkat kesulitan terkecil, namun percepatannya terbesar. Ini terjadi karena pada tahun 2015 nanti, pasar ekonomi ASEAN akan mengarah ke pasar global dunia, sehingga sistem perekonomian negara yang awalnya hanya memikirkan satu negara dalam lingkup dunia, nah...menuju 2015 nanti diharapkan beberapa negara ASEAN itu tergabung dalam komunitas tunggal saat terjun di pasar bebas dunia. Untuk proses persiapannya maka kesenjangan pembangunan ekonomi antara sesama negara ASEAN berusaha diakselerasi dengan cara memberlakukan bebas pajak antara sesama negara ASEAN, dan lebih membebaskan lagi pergerakan aliran dana individu.
Setelah keamanan tercipta kemudian pengembangan bidang ekonomi berjalan, barulah kita bisa memikirkan pembangunan pilar yang terakhir yaitu pilar 3 :Persatuan Sosial dan Kebudayaan. Jika 2 pilar yang pertama yaitu keamanan dan ekonomi sudah stabil, maka pilar yang terakhir akan mengikuti saja, karena dengan rasa aman, membuat pengembangan proyek pariwisata bisa lebih optimal dan dari sanalah kita bisa meraup banyak keuntungan di bidang ekonomi, sekaligus juga mampu membuat sisi sosial dan budaya lebih berkembang.
Lalu apa harapan kita dengan langkah-langkah tersebut? mampukah seluruh negara ASEAN mewujudkan tema kesepakatan yaitu menciptakan masa depan?. Sebelum berpikir mampu atau tidak, mendingan mikir optimis saja, sehingga dengan pikiran itu membuat doa lebih maksimal, dan kerja pun lebih fokus, maka ijinkan saya mencontek semboyan pa SBY yang sering disuarakan saat beliau kampanye pemilihan presiden tahun 2004,yaitu "Bersama Kita Bisa", karena dengan bergerak bersama, maka kita semua pasti lebih kokoh dan harapan yang ingin diraih bisa tercapai. Aamiin
sumber : 3bp.blogspot.com |
Comments