Joki Hajar Aswad

Menulis tentang tema haji, karena saya melihat mulai banyak orang-orang yang mempersiapkan diri untuk berangkat ke sana, sehingga membuat saya tergoda untuk mengenang kembali masa-masa saat dulu berangkat haji 3 tahun yang lalu.


Nah....di note yang sekarang, asa pingiiiiiin banget menyampaikan uneg2 tentang image-image seputar haji. Terutama karena t e r n y a t a masih banyak buuuangeeet orang yang menilai kemambruran haji tuh dari segi mistik belaka. Seolah orang-orang sholeh dan sholehah yang haji nya mabrur tuh, yaaaa...seperti cerita-cerita di film-film wali songo gitu deh, misal : ketika kita jalan tiba2 awan menutupi padahal sebelumnya panasnya ngga kira2, atau misal pas kita lagi jalan dan sedang hujan deras, lalu karena kita (anggap) haji kita mabrur terus ujug2 hujan nya mendadak berhenti, atau karena kita (anggap) haji kita mabrur mendadak kita nemu uang real 1 karung :-D, dan masih banyak lagi deh, dimana setiap kisah-kisah keberuntungan yang didapat saat berhaji langsung divonis sebagai ciri kesholehan atau kemabruran seseorang.


Salah ?? ngga sih....karena logikanya emang bener, orang sholeh memang akan ditolong Allah terus, tapi bukan berarti gara-gara kesholehan kita kok Allah mau nolong kita, mau mempermudah semua usaha kita dalam mengikuti rentetan ritual ibadah haji yang memang sangat menguji kesabaran.


Catet....mau kita ibadah jungkir balik sampe gempor sekalipun, sesungguhnya kita tidak akan sanggup membayar karunia yang Allah beri pada kita, walau cuma urusan ngedipin mata, jadi semua kemudahan emang murni karena cinta Nya Allah, dimana cara mengejar cinta Nya memang mau ga mau harus memperbanyak ibadah sekaligus memperbaiki kualitasnya, sehingga ibadah itu memang bener-bener media meraih cinta Nya.


Termasuk ibadah haji, harus menjadi salah satu media dalam mengejar cinta Nya, jangan sampai hanya karena sibuuuukkk mengejar "ingin disebut" sholeh atau sholehah oleh manusia, akhirnya kita malah sibuuuuuk mencari-cari atribut2 kejadian "mistik" yang saya ceritakan di atas. Ah....ngapain sih pengen disebut sholeh atau sholehah tapi ternyata nothing dimata Allah,


Jujur aja, saya sedikit sedih, karena begitu banyak jamaah yang saking ingin dapet gelar mabrur, tapi malah menghalalkan segala cara melakukan sesuatu yang mereka pikir itu akan menaikkan prestige mereka sebagai haji mabrur paling TOP. Contoh yang paling gampang dilihat dengan begitu banyaknya yang tertipu dengan joki-joki hajar aswad.


Joki-joki hajar aswad tuh banyak juga mahasiswa asal Indonesia yang kebetulan kuliah disana (tepatnya kuliah dimana saya ngga paham juga yah). Sebenernya mereka juga ngga salah, karena dari awal deal udah jelas kan, mereka minta dibayar dengan jasa bantuin jamaah mencium hajar aswad. Nah....kadang yang ngeyel justru jamaahnya, sesudah berhasil cium hajar aswad eh malah ga mau bayar, akhirnya sang joki marah...dan ujung2nya si jamaah malah diperas. Dari ustadz pembimbing haji saya dapet cerita, katanya ada joki yang sampe minta bayaran 5000 real.....wiiiihhhh, lumayan juga yaaa.


Padahal sependek yang saya tahu, mencium hajar aswad itu ga masuk rukun haji loh, dan bukan tempat salah satu tempat makbulnya do'a seperti multazam atau hijr ismail, dan yang dapet pahala sunnah saat menciumnya hanya laki2 saja kalau perempuan malah cuma mubah hukumnya. Jadi kalau dipikir2 nanaonan atuh yaah, sampe bebelaan menghalalkan segala cara, karena selain ada yg pke joki hajar aswad, ada juga yang sampe bela2in nginjek2 kepala orang hanya demi sebuah prestige haji yang mabrur paling TOP. Dapat prestige haji mabrur paling TOP dimata manusia, di mata Allah?? heu...heu...cuma Allah yang tahu... laah.


Karena sebenernya oleh-oleh terindah dari ibadah haji adalah ketika sampai disana kita berhasil "diberi perasaan dekat dengan Allah", bukan melulu hanya berhasil dapet cerita-cerita mistik, atau bahkan sebutan haji mabrur paling mentereng, ah...ngapain juga yaa disebut sholeh atau sholehah sama orang, tapi pas pulang kita ga diberi "perasaan dekat dengan Allah", Heii....bukankah sebuah "perasaan dekat dengan Allah" itu sebuah keajaiban yang jauuuuuhhh melebihi semua atribut yang menjadi image2 haji paling TOP. Karena ketahuilah, ketika rasa itu sudah berhasil didapat, maka keinginan kita untuk meraih tempat2 favorit (hajar aswad, multazam, hijr ismail) yang jadi "trade mark" nya ibadah haji akan ngalir aja, tanpa harus menghalalkan segala cara.


Dan sebenernya, kalau pun parah-parahnya misalnya ga dapet tuh masuk ke tempat2 favorit, karena ketika disana kita malah sibuuuukkk memfasilitasi kebutuhan orang banyak, membantu orang-orang sepuh, sampai kita kehilangan kesempatan masuk ke tempat2 favorit yang jadi "mimpi"nya semua orang yang melakukan ibadah haji, tapi sama Allah dibayar keikhlasan kita itu dengan "diberi sebuah perasaan dekat sama Allah", sampai pas pulang kita menjadi manusia yang jauuuuuh lebih baik, bukankah itu justru harta berharga nya yah??!!.


Kan....tujuan ibadah itu termasuk didalamnya ibadah haji untuk mendapat cinta Nya kan?? bukan untuk dapet tempat-tempat favorit kan??!! Jadi....ya...memang idealnya jadikan aja ibadah haji sebagai media untuk mendekat pada Nya.


Aduh....serius, sebuah "perasaan dekat dengan Allah" itu harta yang harus dicari dimanapun, dan pas haji itu lah justru kita harus paling serius mengejarnya karena haji itu miniatur gabungan ibadah ritual dan ibadah sosial sekaligus, justru banyak ujian2 diluar ibadah ritualnya itu yang kadang sering bikin kita lagi-lagi harus kembali kepada tujuan awal yaitu ingin mengejar "perasaan dekat dengan Allah".


Buat yang berangkat haji, selamat jalan, selamat mengejar cinta Nya, semoga pulang membawa segunung cinta milikNya, sehingga manfaatnya bisa dirasakan semesta.


Aamiin


#missthatmomentsomuch#

T_T

Comments

Popular posts from this blog

Catatan Workshop Psikodrama , Jakarta, 3 -4 Februari 2024

Giveaway "Bahagia Ketika Ikhlas"

Review "Out of The Truck Box"