Dear Son

Seorang teman saya pernah berkomentar begini, "Ih...kamu beruntung yaa punya hobi nulis, jadi bisa menulis sesuatu yang terjadi selama kamu hidup, apalagi kalau bisa nulis tentang anak-anakmu, nanti kalau anak-anak kamu sudah besar, pasti mereka seneng banget deh pas baca ulang tulisan mamanya yang ceritain tentang mereka." Dia berkomentar begitu setelah baca 2 buku antologi saya, dimana kedua buku itu memang nyeritain tentang dua anak laki-laki saya. Buku yang hijau (Berjuanglah Bunda) menceritakan tentang proses kelahiran anak laki-laki saya yang pertama, sedang buku yang putih (Happy Mom) menceritakan tentang trik belajar berhitung saya untuk anak laki-laki saya yang kedua (maafkan kalau ini terlihat seperti iklan terselubung ahahah, swearrr ga maksud, walaupun ga nolak kok kalau ada yang berminat mau beli, masih ada banyak nih stoknya di rumah...kekekek :-P :-P). 


dokumen pribadi
Jujur saja mendengar temen saya berkomentar begitu, saya juga baru sadar, iya...ya kenapa saya selama ini ngga sadar, kalau hobi menulis itu bisa sebegitu berartinya, yah...gitu deh manusia yaa....kalau sudah memiliki terlalu lama justru hakikat memilikinya ga pernah terasa, dan hikmah yang ada malah bisa dilihatnya oleh orang lain, sedang untuk saya nya sendiri, hobi menulis ini seolah tampak biasa-biasa aja, secara dulu pas ikut dua antologi itu juga niat awalnya karena pengen eksiiissss, dan ga kepikiran buat mengukir sejarah segala....hahaha, dan kebetulan tema yang diminta penyelenggara memang seputar anak-anak, ya sudah....jadilah kedua anak laki-laki saya itu sebagai inspirasinya. 

Bersyukur lah wanita yang bisa memiliki anak, karena anak itu sumber inspirasi, bukan cuma buat ide nulis, tapi buat inspirasi dalam mengisi hidup. Betapa kita bisa belajar jadi ibu yang baik, justru karena dipacu oleh anak, dengan perkembangan anak yang ada, mau ga mau membuat kita ingin belajar terus memperbaiki diri, karena ngga mungkin dong kalau anak berkembang terus, sedang ibunya begitu-begitu aja, semua harus berkembang bersama, biar harmoni indahnya lebih berasa (haiiishhh....jadi serius begeneehh....kekekek :-P).

Oke, takut prolog nya kepanjangan, langsung aja deh, di tulisan yang ini saya akan mencoba menerima tawaran nulis dari mba Indah (dedengkotnya KEB : Kelompok Emak-emak Blogger), yang mengambil tema "Dear Son", kebetulan saya punya dua anak laki-laki, maka dalam tulisan ini, mau saya tulis tentang mereka berdua deh.


***************

Dear Son

Riza Fauzan Pratama. Begitu nama lengkap kamu. Melalui persalinan normal yang menegangkan kamu lahir. Kenapa mama bilang menegangkan? karena kamu lahir dengan posisi sungsang, posisi sungsangnya melintang pula, saking seru pengalamannya, kisah kelahiranmu ini mama abadikan deh dalam sebuah buku, dan mama seneeeeeeeeng banget melihat wajah sumringahmu saat kamu pegang buku mama, dimana dalam buku itu memuat foto kita berdua yah.

Karena kamu anak pertama mama, tanpa mama sadari begitu banyak harapan yang mama bebankan sama kamu. Betapa harapan ingin menjadi ibu terbaik untuk kamu justru malah membuat kamu seolah jadi objek ambisi mama. Yah...ingin menjadi ibu terbaik rasanya malah bercampur dengan perasaan ingin "disebut" sebagai ibu yang baik, dimana mungkin itu yang membuat kamu sesak nafas karena setiap ada "info" seputar dunia parenting, langsung deh mama jiplak abis-abisan, tanpa pernah meneliti kamu nyaman atau ngga, maklum mas iza....karena mama kan seneeeng kalau ngeliat anak mama satu-satunya pinter (dulu adik-adikmu belum ada). Walau akhirnya mama sadar,  ambisi ingin menjadi ibu terbaik itu beda jauh dengan jadi ibu yang baik dengan sebenarnya yaitu seorang ibu yang mampu menerima semua kelebihan dan kekurangan anaknya dengan utuh, tanpa peduli orang mau menilai mama ini ibu yang baik atau bukan. Ah....airmata selalu mengalir deras, ketika menyadari ada beberapa kekurangan kamu sebenarnya adalah buah dari kelalaian mama, dan buah dari ambisi mama di masa lalu, namun senyum tulus yang keluar dari bibir kamu, selalu jadi penyemangat mama untuk terus memperbaiki diri jadi seorang ibu yang baik buat kamu. Sampe kamu bisa bikin tulisan yang bagussssssss banget tentang mama di exam english kamu (tulisan kamu mama abadikan juga di blog loh, nih lihat disini ), membaca tulisanmu itu bener-bener bikin mama terharu, betapa mama yang apa adanya begini bisa begitu kamu terima dengan tulus, do'akan mama terus yaa....supaya bisa mendampingi kamu melewati masa-masa sulit kamu nanti.


Dua bulan lagi, umurmu tepat 11 tahun.  Yup...kamu akan masuk usia remaja, dunia yang beda jauh dengan dunia anak-anak, tapi juga belum cukup pantas disebut dewasa. Pada masa itu akan banyak sekali "kejutan", mama selalu berharap, mama jadi orang pertama yang akan kamu cari jawaban saat kamu menerima semua "kejutan" itu, kalaupun mama tidak punya jawaban yang cukup, minimal mama akan menemani kamu mencari jawaban yang tepatnya. Bertanya pada orang yang salah, bisa jadi membahayakan, karena di luar sana begitu banyak godaan yang sangat menarik untuk remaja seumur kamu, insya allah kita bareng-bareng hadapi yaa....lagi-lagi do'akan mama ya.


Dekat dengan kamu saat mama nyetir, selalu bikin mama tenang, karena kamu paham mama mu ini paling susah ngapalin jalan plus ngapalin tempat parkir, nyasar udah jadi kebiasaan mama :-D. Tapi kalau ada kamu, mama tau beres deh, pulang ke rumah dijamin ga nyasar, pulang abis belanja di mall pun ga akan puyeng cari tempat parkir, semua beres kalau ada mas iza :-D. Mas iza juga kakak yang sangat penyayang sama adik-adik, semoga begitu terus yaa....mungkin tugas seorang anak sulung memang mau ga mau harus membimbing adik-adik, mama pengen kalian semua selalu rukun sampai besar, dan mama yakin mas iza pasti bisa membuat adik-adik rukun selalu. Sifat mas Iza yang kalem memang sering membuat dua adikmu yang punya sifat meledak-ledak lebih tenang.


Terakhir...kalau pun nanti mas Iza harus pergi jauh ninggalin mama untuk mengejar cita-cita, tetep ingat satu hal....yaitu mama ga akan ninggalin mas Iza, karena do'a-do'a mama akan terus menemani. Dan yang mesti mas Iza ingat, mau jadi apapun nanti, mau sehebat apapun nanti, tetep tujuan masuk surga itu harus jadi cita-cita paling keren yah...jadikan cita-cita duniawi adalah sebagai tangga untuk meniti tujuan besarnya yaitu Surga. Mama pengen, hafalan qur'annya bukan buat gaya-gayaan, bukan buat dibilang sholeh, tapi buat lebih sayang lagi sama al-qur'an, biar suatu saat nanti, kamu ngga cuma bisa menghafal qur'an, tapi juga bisa mengamalkan isinya. Bersyukur sama Allah, diberi kemudahan menghafal Qur'an, karena ngga semua orang diberi kemudahan begitu Mas Iza. Semoga hafalannya terus terpelihara, dan membuat Mas Iza terus mengenal Allah lebih dalam lagi yah. Love you so much,....Mas Iza.


*****************

Muhammad Azwan Razan. Melalui persalinan cecar kamu lahir. Kamu lahir di ambang batas maksimal hidupnya seorang janin di dalam rahim seorang ibu, yaitu ketika umur 40 minggu. Yup...gara-gara posisi plasenta nya menghalangi jalan lahir, jadi kamu pun susah buat keluar, dan terpaksa pilihan operasi diambil, supaya kamu bisa menghirup indahnya dunia.


Melihat sifat-sifat yang ada dalam dirimu, rasanya mama seperti lagi bercermin, karena kita berdua miriiiiippp bangetttt, dari mulai gaya bicara yang blak-blakkan, keras kepalanya, perfeksionisnya, cengengnya juga, sedikit lebay, dan jago mendramatisir sesuatu ahahah. Tapi gara-gara ada kamu, suasana rumah selalu hidup, kamu bener-bener penyeimbangnya sifat mas Iza yang kalem. Kamu yang sangat percaya diri membuat selalu penasaran mencoba sesuatu, bertindak ngga pernah pakai pikir panjang, membuat kamu memang melesat mencapai semua yang kamu mau. Alhamdulillah.....bersyukur sama Allah dikasih sifat begini yah, walau ada masanya nanti, mungkin momen-momen terlalu berani mencoba banyak hal nya harus direm, suatu saat nanti, kamu harus pintar memilih hal-hal apa yang layak dicoba dan hal-hal apa yang harus ditinggalkan.


Beruntung kamu lahir di saat mama mulai punya cukup bekal untuk menjadi ibu yang baik itu seperti apa. Dan dari kesalahan-kesalahan mama saat mendidik kakakmu, mama jadi banyak belajar jadi ibu yang baik itu seperti apa, dan bekal itu mama gunakan untuk mendidik kamu. Jadilah kamu anak yang sangat apa adanya, ekspresif, berkembang sesuai umur, ga pake drill apa-apa ternyata membuat tumbuh kembangmu optimal. Ah...tapi mama yakin takdir kamu dan kakakmu pasti yang terbaik menurut Allah, mama yakin kalian berdua hidup dalam takdir terbaikNya.


Acara jemput sekolah menjadi momen yang menyenangkan karena ada kamu dek...ya...kamu yang doyan ngoceh, dengan celetukan yang sering bikin mama ketawa terpingkal-pingkal, bener-bener bikin mama terhibur. Rasanya selalu ada aja cerita seru yang kamu bawa selama seharian kamu sekolah, dan dengan gaya cerita ngocol kamu yang blak-blakkan bikin kantuk mama hilang lenyap.


Kadang sifat terlalu percaya diri kamu kelihatan seperti orang sombong, yah...kalaupun suatu saat nanti dengan sifat inilah kamu bisa meraih semua yang kamu cita-citakan, tetep mama pesan, jangan pernah jadi orang sombong. Sifat sombong itu bikin jauh dari Allah, dan hidup jauh dari Allah itu ngga enak banget dek...semoga kamu bisa belajar banyak dari Mas Iza gimana caranya jadi orang kalem dan pandai mengelola emosi, dan mas Iza juga bisa belajar lebih berani lagi dalam mencoba hal baru dari kamu ya dek. Seperti mama bilang, kamu itu hadir menjadi penyeimbangnya Mas Iza, karena sifat kalian seolah saling melengkapi satu sama lain.


Terakhir, mama pengen kalian terus saling mengisi, saling melengkapi, dan saling menyayangi. Berkembang bersama, sukses bersama, saling mendukung satu sama lain, sayang sama adik perempuan kalian. Dan harapan mama, kalian lah yang akan menjadi mujahid-mujahid mama nanti, dimana sehebat apapun kalian nanti, tetep cita-cita masuk surga itu jadi cita-cita paling keren yang harus terus ada dalam hati kalian yah. Semoga kita semua nanti memang akan berkumpul dalam surga Nya yaa....aamiin.








Comments

noe said…
Aah semoga aku juga bisa membuat sebuah buku, untuk my beloved sons :) aamiin..
rena puspa said…
aamiin....mksh mbaa....dah mampir siniiii
Indah Juli said…
Ah, maaf baru mampir.
Terima kasih sudah mau berbagi cerita di #DearSon.
Ceritanya bikin haru, semakin besar akan semakin banyak cerita lagi, apalagi nanti kalau remaja :)
Santi Dewi said…
Senang ya, perjalanan cinta seorang ibu bersama anaknya, bisa diterbitkan dalam sebuah buku, aku juga jadi pengen mak...
rena puspa said…
@mba indah : duuh...mksh yaa....dah mampir...wah...mba indah yg dah pnya pengalaman pnya anak ABG...ntar aku ngintip2 ah tips2nya...hihi. btw...backlink nya hrs disimpen dmna yah?

Popular posts from this blog

Review Milad Pernikahan ke-2 (Part 1)

Adlerian Therapy (Alfred Adler 1870 - 1937)

Review "Out of The Truck Box"